GenPI.co - Langit Jakarta yang semula cerah berubah jadi mendung. Artinya, hujan akan segera turun.
Malam ini sepertinya juga akan sangat membosankan. Sebab, Sinta istriku dapat jatah lembur di kantornya.
"Mau hujan, sendiri, enggak asyik," kataku dalam hati.
Beberapa hari ini Sinta memang sering lembur. Entah apa yang dia kerjakan, yang pasti dia terlihat sangat kelelahan saat pulang.
Pernah suatu malam, Sinta menangis saat sampai di rumah. Katanya, dia sangat kelelahan.
Sebagai seorang suami yang baik, saat itu aku langsung membuatkan teh hangat untuknya. Aku juga langsung merebus air hangat untuk Sinta mandi.
Saat ini, Sinta sudah tak pernah menangis lagi. Namun, raut wajahnya masih terlihat lelah saat berada di rumah.
Hari ini Sinta sampai rumah jam 3 pagi. Artinya, aku harus melewati hujan malam ini sendiri.
Hujan deras pun mulai mendarat di tanah Jakarta. Bau tanah mulai merebak di hidung.
Namun, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Aku pun berjalan perlahan menuju arah suara.
"Assalamualaikum Mas Raka," terdengar suara perempuan di balik pintu.
"Waalaikumsalam," kataku sembari membuka pintu.
Saat membuka pintu, terlihat Gina berdiri dengan keadaan basah kuyup. Gina adalah teman Sinta, dia baru saja ditinggal pergi suaminya.
"Loh, kamu Gin. Kok kuyup?" tanyaku.
"Motorku mogok pas hujan deras mas, jadi basah begini," jawabnya.
Aku pun langsung mempersilakan Gina masuk ke dalam rumah. Aku memberikan handuk dan baju ganti milik Sinta.
"Sintanya di rumah mas?" tanya Gina.
"Dia lembur. Nanti jam 3 baru pulang. Kamu ganti baju dulu, biar nggak sakit," jawabku.
Gina pun pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya. Untung saja ukuran baju milik Sinta sama dengannya.
"Mas, terima kasih untuk baju gantinya," ujarnya.
"Terima kasihnya ke Sinta saja," jawabku.
Aku pun langsung menawarkan jahe hangat untuknya. Namun, dia menolak.
"Biar aku saja yang buat mas," jawabnya.
"Kamu bisa?" jawabku.
"Bisa, lah. Jahe susu buatanku juara," jawabnya.
Aku pun mengamini permintaan Gina. Aku penasaran dengan jahe susu buatannya.
Setelah menunggu beberapa menit, Gina pun datang dengan membawa dua gelas jahe susu hangat. Terlihat sangat menggiurkan, jahe susunya.
"Silakan dicoba, jahe susu hangat buatan Gina," ujarnya.
Aku sangat kaget saat mencoba jahe susu buatan Gina. Benar, memang nikmat sekali minuman buatannya.
"Jahe susu buatanmu memang istimewa. Hangatnya pas, merasuk ke seluruh tubuhku," kataku.
"Ah, mas bisa saja," jawabnya.
Belum habis jahe susu buatan Gina, hujan mulai reda. Dia pun langsung pamit pulang.
"Sudah reda, aku pamit pulang mas. Nggak enak lama-lama," katanya.
"Ya, sudah. Hati-hati di jalan," jawabku.
"Bajunya aku bawa dulu mas, besok aku kembalikan," jawab Gina.
Gina pun pulang dan aku kembali dalam kesendirian. Menunggu Sinta pulang dengan penuh kerinduan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News