Syarat Dosen Tampan itu Bikin Aku Lemas, Ah Nikmatnya...

21 Juni 2021 16:20

GenPI.co - Namaku Risma. Aku saat ini bekerja sebagai pegawai swasta di bank konvensional daerah Jakarta. 

Dalam keseharianku bekerja, aku kerap memikirkan hal gila saat bersama dosen pembimbingku yang tampan, Pak Rahmat. 

Aku sangat berterima kasih kepada dosenku karena telah memberikan hal tak terduga saat bimbingan. 

BACA JUGA:  Suami Pulang Pagi, Aku Main Dengan Tetangga 3 Babak

Pak Rahmat saat itu memperlakukanku dengan baik meski aku kerap membuatnya marah. 

Saat masa akhir bimbingan, aku pergi menemuinya untuk meminta tanda tangan untuk maju ke sidang skripsi. 

BACA JUGA:  Bikin Gagal Nikmat, Ini 5 Mitos Malam Pertama yang Salah

"Pak, apa hari ini ada di ruangan?" tanyaku lewat telepon. 

"Iya, saya ada di kantor. Kamu ke sini saja, ya," jawab Pak Rahmat. 

BACA JUGA:  Dear Diary: Antara Aku, Tante Merry dan Pria Hidung Belang

Sesampainya di kampus, aku lantas bergegas memasuki kantor Pak Rahmat. 

Namun, aku merasa bahwa hari itu sepertinya salah memakai pakaian. 

Sebab, aku agak sedikit berlebihan dalam memakai pakaian yang terlalu minim. 

"Ah, bagaimana,ya? Apa Pak Rahmat merasa nyaman?" pikirku. 

Akan tetapi, karena sudah terlanjur datang, aku lantas ke sana untuk minta tanda tangan. 

"Permisi, pak. Apa ada waktu untuk tanda tangan?" ucapku di depan kantornya. 

Melihatku di depan, Pak Rahmat tampak bergegas merapikan meja kerjanya dan menyuruhku masuk. 

"Memang sudah benar selesai skripsimu?" tanya Pak Rahmat sambil melihat lembaran persetujuan. 

Saat ingin menjawab, aku dihentikan dengan pernyataan baru dari Pak Rahmat, yang mana membuatku tercengang. 

Pak Ramhat menyatakan bahwa aku tidak bisa maju sidang karena satu dua hal. 

"Saya sudah sungguh-sungguh mengerjakan skripsi ini. Apa yang salah, pak?" tanyaku. 

"Bab tiga kamu tidak memenuhi syarat, kamu harus seperti ini sebenarnya," sahut Pak Rahmat. 

Mendengar pertanyaan itu, aku lantas tak mengerti harus bagaimana. Sebab, aku harus selesai tahun ini, mengingat usiaku tak muda lagi untuk lanjut bekerja. 

"Saya bisa bantu kamu, tapi ada beberapa syarat," ucap Pak Rahmat menyeka pikiran bimbangku. 

"Syarat apa pak? Apa yang harus saya lakukan untuk maju sidang skripsi?" tanyaku. 

"Kamu harus bisa jalan jongkok dari pintu ke sini," jawabnya. 

Aku bingung setengah mati karena mendengar perkataan dosen pembimbingku. 

Melihat aku bingung, Pak Rahmat lantas tertawa mulai menggodaku. 

"Ha ha ha, saya bercanda saja, kok. Kamu sudah bagus mengerjakan skripsi ini. Jadi, silakan untuk maju ke sidang, ya," ucap Pak Rahmat. 

Usai mendengar itu, aku lemas dibuat Pak Rahmat atas candaannya yang berlebihan tersebut. 

Namun, meski kesal, aku bersyukur Pak Rahmat mau menandatangani skripsiku. 

Sebab, tanpa beliau, aku belum tentu bisa seperti sekarang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co