Bawahan Cantik, Buatku Puas Hingga Lemas

15 Juli 2021 19:20

GenPI.co - Aku merupakan pria pekerja keras yang cukup ambius dalam meraih kekuasaan.

Menurutku, di dunia ini tidak ada yang bisa memuaskan nafsuku dalam segala hal.

Ya, hal seperti itu memang terkadang tidak masuk akal, tetapi aku merasakan sendiri.

BACA JUGA:  Istriku Menahan Kesakitan Saat Dicoblos Oleh Tetangga Dekat

Aku saat ini menjadi salah satu pemilik perusahaan besar, kekuasaanku bahkan bisa mengubah tataanan pemerintahan.

Pernah suatu ketika, aku sedang merasa bosan karena tidak ada hal menarik.

BACA JUGA:  Suamiku Kebanyakan Minum Jamu Kuat, Aku Sampai Kewalahan

"Saya ingin kota ini hancur sekarang. Setelah itu, kalian masuk untuk menyelamatkannya," ucapku kepada salah satu pemimpin daerah.

Dengan kekuasaan yang melimpah, sang pemimpin pun menuruti ucapanku.

Dalam beberapa pekan, daerah tersebut mulai kesulitan karena ulahku.

Aku pun datang seolah sebagai penyelamat daerah itu dengan berbagai keperluan yang mudah didapat.

Namun, meski memiliki semua yang diinginkan, aku tak merasa puas akan pecapaian tersebut.

"Apa karena aku belum menikah? Ah, itu tidak mungkin," gumamku.

Usiaku sekarang menginjak 35 tahun, tetapi belum ada satu wanita pun yang bisa memuaskanku.

Aku lantas mencoba mencari wanita yang sempurna untuk mendampingku.

Akan tetapi, tidak ada wanita yang tepat sejauh ini untuk bersamaku.

Usai sedikit putus asa, aku terkujut saat melihat salah satu bawahanku ialah seorang wanita cantik.

"Dia siapa? Kapan dia bekerja? Kenapa saya tidak tahu tentang hal ini," ucapku kepada para bawahanku.

Mendengar amarahku, wanita itu lantang menjawab bila dirinya ialah sebagai pengganti sementara.

"Saya pembantu sekertaris, tuan. Nama saya Rahmi. Mohon terima saya bekerja di sini," jelas wanita itu.

Bila dilihat lebih jauh, aku tertarik dengan wanita yang lantang menjawab pertanyaanku.

Sebab, selama ini tidak ada yang berani mengatakan hal apa pun dengan lantang.

"Saya penasaran denganmu. Kamu harus datang ke kantor saya, segera," ucapku.

Kami berdua akhirnya bisa bertemu di ruangan pribadiku. Tanpa banyak bicara, aku memerlihatkan kuasaan dengan membuatnya berlutut di depanku.

"Kamu lancang sekali ingin kerja dengan saya. Kamu tahu siapa saya?" kataku.

"Ah, iya tuan. Maafkan kelancangan hamba. Saya hanya ingin bekerja untuk menyambung hidup dengan tuan," jawabnya sambil berlutut.

Aku lantas tertawa karena menemukan sesuatu yang menarik di sekitarku.

Karena sibuk tertawa, aku sampai lemas di depan wanita cantik bawahanku itu.

"Hahaha, kamu sangat menarik," ucapku lantas kembali tertawa.

Ternyata membuat orang berlutut ialah kenikmatan tiada taranya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co