GenPI.co - Kejadian ini aku alami sekitar dua tahun yang lalu. Saat itu, kondisi keuangan keluargaku sangat buruk.
Hal itu membuat Ayahku memutuskan untuk pergi mencari kerja di luar kota. Aku dan Ibu memilih untuk tetap di rumah.
Sebab, jika kami berdua ikut, biaya hidup di kota akan lebih mahal. Tentu hal itu akan membuat situasi makin buruk.
Namun, uang yang dikirim ayah setiap bulan ternyata tidak cukup. Aku dan Ibu masih dalam keadaan kekurangan.
Keadaan itu pun memaksaku untuk memutar otak. Aku berusaha memikirkan hal yang bisa membuat kami hidup lebih mewah.
Hingga akhirnya, aku mendapat ide yang cukup menarik. Aku pun langsung menemui Ibu untuk membicarakan ideku.
"Bu, aku punya ide. Cara mudah untuk mendapatkan uang," kataku kepada Ibu.
"Apa, nak?" jawab Ibu.
Aku lantas membisikkan ideku ke telinga Ibu. Dia terlihat sangat kaget saat mendengar perkataanku.
"Sudah gila kamu?" kata Ibu.
"Hanya ini satu-satunya cara, bu," jawabku.
Aku pun berusaha untuk meyakinkan Ibu. Hingga akhirnya, dia setuju dengan ideku tersebut.
Setelah menyiapkan beberapa hal, aku dan Ibu langsung menuju ke dapur. Kami sibuk dengan hal yang cukup melelahkan.
Namun, belum selesai hal itu kami lakukan, ayah tiba-tiba pulang. Ayah memergoki aku dan ibu sedang melakukan hal terlarang.
"Apa-apaan ini. Sejak kapan kalian mengoplos minuman keras seperti ini?" teriak Ayah.
Ibuku hanya diam. Aku pun mencoba untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi kepada Ayah.
"Ekonomi keluarga sedang sulit. Aku dan Ibu mencoba untuk menjual minuman ini, yah," jawabku.
"Ini perbuatan terlarang, dosa. Buang!" teriak Ayah.
Ayah langsung menasihatiku dan Ibu. Ayah mengakui bahwa keadaan ekonomi memang sedang sulit.
Namun, kata Ayah, masih ada banyak hal halal yang bisa dilakukan untuk mencari uang. Tidak seperti yang aku dan Ibu lakukan.
"Kita masih bisa berusaha dengan cara halal. Meski hasilnya tak banyak, kita harus bersyukur," kata Ayah.
Aku sangat merasa bersalah karena telah mengajak Ibu untuk melakukan hal terlarang ini. Aku pun langsung meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi.
"Maafkan aku, Ayah, Ibu," ujarku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News