Aku Pulang ke Jakarta Dengan Hati Berduka

22 Juli 2021 21:50

GenPI.co - Hai, namaku, Shella. Tepat satu minggu lagi, aku merayakan hari kelulusan dari kampus tercinta.

Akhirnya setelah delapan tahun kuliah dengan segala tugas yang menumpuk, berhasil juga aku melewati seluruh rintangan yang ada.

Sebagai hadiah apresiasi, Mike, kekasihku memberikan aku tiket liburan bersamanya ke Nusa Penida.

BACA JUGA:  Baru 2 Bulan Menikah Suamiku Sudah Menyimpan Wanita Lain

Kami pun segera berangkat dan menikmati liburan bersama selama dua hari tiga malam.

Aku menginap di sebuah cottage yang nuansanya masih sangat alam, dikelilingi pohon tinggi, dan suara serangga malam masih sangat terdengar. Hal tersebut tentu membuat aku takut, sehingga tak pernah pergi kemana pun sendirian.

BACA JUGA:  Suamiku Kebanyakan Minum Jamu Kuat, Aku Sampai Kewalahan

Liburan kami sangatlah menyenangkan, Mike memang begitu mengerti apa yang aku sukai.

Hari terakhir berada di Nusa Penida kami memutuskan untuk pergi ke pinggir pantai dan menikmati matahari tengelam dari dalam mobil.

Sambil menikmati sekaleng beer dingin, aku dan Mike berbincang dan penuh tawa.

Matahari pun terbenam, hari mulai gelap, kami memutuskan untuk kembali ke cottage untuk merapihkan barang-barang dan segera pergi ke bandara untuk penerbangan kembali ke Jakarta.

Saat di lampu merah, Mike bercanda dengan pura-pura pingsan, hal tersebut sontak membuat aku panik dan mengguncang-guncangkan badannya berkali-kali.

Karena mengetahui aku begitu khawatir, dia tak lagi bisa menahan tawa, dan akhirnya tertawa lepas. Pasalnya, Mike adalah orang yang suka bercanda.

"Sayang! apaan sih bercandanya nggak lucu banget," ucapku, kesal.

"Duh, khawatir, ya?," goda Mike, sambil mencubit pipiku.

"Yehhh! lu boleh mati asal nggak lagi sama gue!," balasku, dengan tatapan sinis.

Sesampainya di cottage, kami segera merapihkan barang-barang.

Saat aku sedang sibuk merapihkan baju, Mike sedang asyik rabahan sambil menikmati rokok ditangannya.

"Kok dadaku sakit banget, ya?," ucap Mike.

"Kamu sih gendut!, istirahat aja dulu nanti aku yang bawa mobil," balasku dengan ledekan.

Aku membiarkan Mike beristirahat dan melanjutkan merapihkan barang.

Setelah satu jam lamanya, aku melihat Mike masih tertidur dengan nyenyak.

Sayangnya, penerbangan kami jam 10 malam, hingga harus segera menuju bandara agar tidak ketinggalan pesawat.

Saat aku membangunkan kekasihku, dia sangat sulit untuk sadarkan diri.

Awalnya aku sama sekali tak curiga, sebab Mike adalah orang yang mudah sekali tertidur dan susah dibangunkan.

Namun, saat memperhatikan dadanya yang tidak lagi bernafas, aku mulai panik.

Apa yang aku takutkan terjadi. Mike tak lagi bernafas bahkan saat sedang bersama denganku.

Malam itu aku tidak bisa meneteskan air mata sama sekali karena begitu terkejut.

Sambil menghubungi pihak cottage, aku memberi kabar pada keluargaku, keluarganya dan teman-teman terdekat.

Karena begitu takut, aku meninggalkan Mike dalam kamar dan hanya bisa menunggu di resepsionis sambil menunggu seluruhnya diurus. Dua hari setelahnya, aku kembali ke Jakarta dengan hati berduka untuk wisuda. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co