GenPI.co - Aku masih bisa belum melupakan mantan kekasihku, Dino. Mungkin karena sosoknya masih terlalu dekat di hidupku.
Aku merasa diriku satu-satunya orang yang bersedia melakukan apa pun untuk dia.
Suatu malam Dino menghubungi aku. Dia mengatakan ingin ke indekosku dan menumpahkan segala hal yang dirasakan.
Tanpa memikirkan apa pun, aku mengizinkan dia untuk datang dan menemui aku lagi.
Aku kaget melihat wajah Dino yang penuh luka lebam. Aku segera membersihkan wajahnya dan mengobati lukanya.
"Ada apa? Biasanya kalau lo begitu, berarti ada masalah," ucapku, berusaha dengan nada yang datar.
"Gue abis putus," jawab Dino, tanpa melihat wajahku.
Mendapat jawaban tersebut membuat aku terkejut. Sebab, aku kira selama ini dia tidak menjalin hubungan dengan siapa pun.
Sontak jawabannya membuat aku merasakan sakit lagi. Luka di hatiku menganga lagi.
"Lebih tepatnya, gue dihajar sama abang pacar gue gara-gara ketahuan selingkuh," lanjut Dino.
Aku tak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Dino. Aku adalah wanita yang dia tinggalkan dengan cara diselingkuhi.
Namun, setelah beberapa tahun kemudian, dia datang lagi dengan cerita yang sama.
"Lo seriusan datang ke kosan mantan lo yang lo sakiti dengan cara yang sama dengan cerita lo ini?" tanyaku, dengan nada cukup tinggi.
"Iya, karena gue nggak tau mau ke mana lagi selain lo yang masih mau terima gue. Gue tahu ini salah, tetapi gue nggak bisa berhenti untuk nyakitin cewek. Rasanya ada kesenangan sendiri setelah ngelakuin" jawabnya.
Mendapat jawaban tersebut, aku merasa begitu kesal hingga merasa jijik dengannya.
Tak pernah kusangka aku jatuh hati pada pria yang begitu tidak memiliki hati ini.
Setelah perbincangan itu, aku tak lagi banyak berbicara dengannya. Tak lama, dia pulang dari indekosku. Hari itu menjadi hari aku bertemu dengan dirinya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News