GenPI.co - Hujan baru saja reda dan bau tanah merebak jadi wewangian yang asyik sekali.
Mendadak smartphone milikku berbunyi kencang mengagetkanku.
Rupanya, ada pesan masuk dari pacarku yang paling cantik.
"Sayang, rumah lagi sepi. Enggak mau ke sini?" katanya.
Wow, sungguh sebuah berkah yang mengagumkan.
Hujan baru selesai turun, cuaca lagi dingin-dinginnya, ditambah sang pacar mengabariku.
Aku pikir ini hari keburuntunganku. Tanpa basa-basi aku langsung menjabawab pertanyaannya.
"Aku gas ke rumahmu sekarang, Sayang," kataku.
Tak lupa, ada emotikon peluk sebanyak delapan biji.
Aku segera bersiap diri di rumah. Memakai parfum yang wangi dan menyusuri jalanan yang basah sepanjang 5 kilo meter.
Tak lupa, aku bawa sebuah kado manis berbalut warna merah yang sudah dijanjikan.
Aku harap malam ini semua berjalan lancar.
Awalnya aku pikir semua akan batal karena hujan deras sejak pagi hingga sore.
Akan tetapi, mendadak hujan reda dan kini aku pun bisa tepat waktu datang di rumah pacar.
Aku menengok ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada tetangga yang lihat.
Rumah ini benar-benar sepi, persis seperti kata pacarku.
"Mama dan papa lagi keluar bentar, cepat masuk," katanya.
Aku dan pacarku langsung bergegas menyiapkan pernak-pernik ulang tahun.
Kado yang aku bawa ditaruh di meja besar di ruang tengah.
Pacarku meniup balon dan memintaku menghias seisi rumahnya dengan benda warna-warni.
Saat semua sudah selesai, kami menunggu orang tua pacarku datang.
"Krek..," bunyi pintu terbuka.
"Selamat ulang tahun papa dan mama," ucap kami bersama-sama.
Kedua orang tua pacarku tampak kaget sekaligus terharu dengan kejutan yang kami siapkan.
"Terima kasih, ya," katanya.
Kami lalu ke ruang tengah dan bersama-sama membuka kado dari kami.
"Alhamdulillah, semua berjalan lancar," batinku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News