Pacarku Tercengang Pisang Kakaknya Lembek dan Kecil

15 Agustus 2021 19:40

GenPI.co - Tok, tok, tok, tok, suara pintu saat aku mengetuk rumah kekasihku bernama Putri. Akan tetapi, ketukanku tidak disambut jawaban dari dalam rumah.

Memang aku belum memberitahu Putri jika akan berkunjung ke rumahnya. Tok, tok, tok, aku kembali mengetuk pintu rumahnya.

Namun, belum ada jawaban kembali dari rumah dan akhirnya aku memutuskan pulang.

BACA JUGA:  7 Ciri Suami Lebih Cinta Selingkuhan, Pilihan Istri Cuma 2, Lo

"Mungkin sedang tidur siang atau pergi bersama keluarganya," pikirku.

Sejam kemudian handphone aku berdering, benar saja telepon dari Putri. Ternyata, dia sedang pergi bersama keluarga.

BACA JUGA:  Suka Lakukan Ini, Ujung-ujungnya Kamu Berpotensi Selingkuh, Lo

"Mas, maaf tidak sempat memberi kabar karena handphone tadi lowbat," kata Putri.

"Iya, sayang. Tadi aku di rumah mu pantesan sepi,"jawabku.

BACA JUGA:  Giliran Paman Masuk Kamarku, Pisangnya Besar dan Agak Melengkung

"Heheheh," tawa Putri.

"Aku sebentar perginya, mas. Aku hanya makan siang. Nanti kamu ke rumah, ya, bawa camilan kesukaan aku," ucap Putri

Karena sudah terlanjur tiba di rumah dan akhirnya memutuskan diri untuk mandi lebih dahulu sebelum ke rumah Putri.

Selain itu, aku ingin membuat makanan kesukaan Putri ketimbang membelinya. Aku ingin menunjukkan kepada keluarganya aku lihai memasak, selain mencari uang.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB dan Putri sudah tiba di rumah. Aku yang sudah selesai memasak bergegas menuju rumah Putri dengan motor bebekku.

Sepanjang perjalanan aku membayangkan respons Putri dan keluarganya menikmati camilan buatan aku ini.

Tok, tok, tok, aku mengetuk pintu rumah Putri.

"Siapa?" Jawaban suara pria dari dalam rumah Putri.

"Saya Putra," jawabku kencang.

"Masuk Put," jawab suara pria dan nampaknya itu kakaknya.

Perlahan aku masuk rumah Putri, dan ternyata keluarganya sedang bersantai di ruang tengah.

Aku pun memberikan camilan buatanku sebagai teman bersantai mereka.

"Mas ini pesanan aku, ya" kata Putri.

"Iya sayang," jawabku.

"Wah, pisang goreng tuh, mau," kata kakaknya Putri sambil ayahnya pun mengambil camilan itu.

Tampaknya, sang kakaknya Putri begitu menikmati pisang buatanku.

Ternyata benar saja, dia tertarik membuka usaha pisang goreng dengan meminta resep dari aku.

Singkat cerita, selepas pertemuan itu aku memberitahukan resep pisang goreng ke kakaknya, ternyata tanpa terduga kakaknya Putri malah tancap gas bikin camilan itu esok harinya.

Pisang goreng buatannya pun diberikan kepada Putri dan seolah-olah itu aku yang buat. Tujuannya, untuk melihat respons Putri terkait kesamaan rasa dan bentuk.

Aku saat itu sedang telepon-teleponan dengan Putri hanya bisa mendengar suaranya berdiskusi dengan sang kakak.

"Tadi si Putra nitip pisang ini buat kamu, tapi dia minta diam-diam," kata kakaknya.

"Hah, tapi pisangnya kok kecil dan lembek. Putra enggak pernah bikin seperti ini jika beli pun besar-besar dan tidak lembek,"kata Putri.

"Hehehe. Maaf, itu buatan aku bukan Putra. Aku kira memiliki kesamaan pisang goreng buatanku dengan Putra. Akan tetapi, aku puas dengan rasa yang hampir mirip. Namun, memang pisangnya terlalu kecil dan kematangan, sehingga lembek," jawaban kakaknya Putri.

Ternyata, kakaknya Putri terobsesi membuat pisang goreng seperti aku untuk dijadikan usaha rumahannya.

Uji coba pertamanya membuat pisang sebagai tes menu untuk Putri. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

pisang   pacar   kekasih   keluarga   dear diary  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co