Suamiku Liar, Aku Sampai Basah Banget

16 Agustus 2021 08:38

GenPI.co - Namaku Dinda. Aku baru dua tahun menikah dengan pria yang kuidamkan. Namanya, Rico.

Perjalanan biduk rumah tangga kami tidak selamanya menyenangkan. Namun, tidak pula selalu menyedihkan.

Layaknya pasangan suami istri (pasutri) lain, kami pun harus melewati berbagai momen sedih dan bahagia.

BACA JUGA:  Jaga Perasaan, 3 Zodiak Ini Paling Disayang Teman Sendiri

Awalnya aku tinggal di rumah mertuaku. Namun, kami akhirnya membeli rumah sendiri.

Meskipun tidak terlalu besar, rumah itu sudah seperti surga dunia buat aku dan Mas Rico.

BACA JUGA:  Nasib 4 Zodiak Jadi Mujur, Mulai Besok Rezekinya Mengalir Deras

Rumah tersebut merupakan bukti nyata perjuangan keras kami selama ini.

Aku yang bekerja sebagai seller di online shop harus berjuang keras mendapatkan uang.

BACA JUGA:  Wow! Beruntungnya Pria yang Menikahi 5 Zodiak Ini

Mas Rico membuka coffee shop. Usahanya tidak terlalu besar, tetapi juga tak bisa dikatakan kecil.

Kami sangat senang ketika semua proses membeli rumah selesai. Rasanya semuanya dimudahkan.

“Akhirnya kita punya rumah juga, ya, Mas,” ujarku.

Mas Rico menggenggam tanganku. Erat sekali. Aku bisa merasakan kehangatan kasih sayangnya.

Hari itu kami ke rumah baru. Kami belum menempatinya karena harus membersihkan dan menatanya.

Sehari sebelumnya kami sudah membeli berbagai keperluan. Misalnya, cat, rak, peralatan dapur, meja, kursi, dan lain-lain.

“Ntar juga ada rezeki lagi,” kata Mas Rico ketika aku menyinggung soal uang untuk membeli rumah.

Dia memang selalu bisa menenangkanku. Mas Rico selalu mampu membuatku percaya diri.

Hari itu kami benar-benar sibuk. Aku dan suamiku mengerjakan tugas yang sudah disepakati.

Aku mengurus penataan interior. Mas Rico mengecat dan membersihkan bagian rumah yang kurang bersih.

Pekerjaan kami selesai menjelang petang. Aku menyalakan lampu teras dan ruang tamu.

Mas Rico tampak leyeh-leyeh di kursi dapur. Aku segera membuatkan teh pahit kesukaannya.

“Kamu istirahat dulu, Sayang,” ujar Mas Rico.

“Ntar dulu, Mas,” jawabku.

Aku masih harus mencuci gelas di dapur. Mas Rico mengambil HP, lalu asyik berkutat dengan benda itu.

Tiba-tiba Mas Rico mendatangiku. Dia langsung menyiramkan air dari keran ke tubuhku. Aku berteriak.

“Mas, apa-apaan, sih?” aku kaget bukan kepalang.

Suamiku terus menyiramkan air ke tubuhku. Aku berusaha menghindar. Namun, Mas Rico menarik tanganku.

“Masssss….,” aku mencubit lengan Mas Rico.

Setelah itu aku ke samping. Akan tetapi, Mas Rico malah makin liar. Dia juga tertawa lebar.

Aku bisa melihat pendar-pendar kebahagiaan di matanya. Mas Rico benar-benar bahagia.

Dia mengambil air di ember dengan gayung, lalu menyiramkannya ke badanku. Suamiku melakukannya berulang kali.

Sekujur tubuhku basah kuyup. Aku akhirnya tidak mau kalah. Aku juga menyiramkan air ke tubuh Mas Rico.

Kami seperti sedang perang air. Tawa kami membahana. Kami benar-benar bahagia.

Setelah air habis, Mas Rico memelukku. Pelukannya sangat erat. Dia bahkan tidak mau melepas pelukannya saat aku mencoba beringsut.

“Terima kasih, ya. Kamu sudah mau menemaniku dan menerima semuanya di diri aku,” Mas Rico mengecup keningku.

Aku merasakan kehangatan di dalam ucapannya. Hatiku berbunga-bunga. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Asahi Asry Larasati

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co