2 Pacar Temanku Nakal, Aku Tidak Berdaya

20 Agustus 2021 07:28

GenPI.co -  

Namaku Mia. Aku harus merantau ke Jakarta dari kampung halamanku di Jawa Barat.

Ini pengalaman pertamaku tinggal sendiri. Jujur, aku belum pernah membayangkan bakal merantau sendirian.

BACA JUGA:  Kata Pacarku, Goyanganku Mantap Banget

Sedih rasanya harus berpisah dengan orang tua, kekasih, dan sahabat-sahabatku.

Meskipun demikian, aku berusaha meneguhkan hati. Awalnya, aku merasa sangat berat hidup sendirian di Jakarta.

BACA JUGA:  Bikin Pacar Pangling, Cewek Harus 4 Lakukan ini Usai LDR

Aku tidak punya siapa-siapa di sini. Namun, pada akhirnya aku mulai bisa berkawan dengan keadaan.

Aku mulai memiliki banyak teman, baik di tempat bekerja ataupun indekos. Kurasa semua temanku sangat baik.

BACA JUGA:  Wanita Wajib Simak! Ternyata Pria Menginginkan 4 Hal Saat Pacaran

Mereka sangat peduli. Kami saling menguatkan. Kami juga mendukung satu sama lain.

Lama-kelamaan aku merasa sangat betah, apalagi teman-teman indekosku sangat seru.

Sebelum pandemi, kami sering bepergian saat akhir pekan. Kami bisa menghabiskan malam Minggu bersama-sama.

Indekosku dihuni enam orang, termasuk aku. Kami saling mengenal pacar masing-masing, kecuali aku yang hingga kini jomlo.

Kami hidup layaknya saudara. Ketika ada kesulitan, kami akan saling membantu.

Suatu ketika kami berencana mengadakan pesta kecil-kecilan di indekos. Kami bersepakat mengajak pacar masing-masing.

Aku tidak mempermasalahkannya. Toh, aku juga bisa bermain sesuka hati bersama mereka.

“Kita bikin sate aja. Gimana? kata Lara.

“Jangan. Mendingan es krim aja. Aku baru baca di internet resepnya,” timpal Ajeng.

Perdebatan makin sengit. Tiwi mengusulkan mengadakan pesta dengan buah-buahan.

Aku mengusulkan menggelar pesta bakso. Dana, Angela, dan Kamila tidak mengusulkan apa pun.

Akhirnya kami bersepakat membuat bakso, es krim, dan sate. Pilihan yang sangat standar.

Malam harinya, kami sudah bersiap. Agung sudah datang. Dia adalah pacar Lara. Rosi yang merupakan kekasih Ajeng pun tiba.

Begitu juga dengan Soni, kekasih Tiwi. Pacar Dana, Kamila, dan Angela tidak bisa datang.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20:00 WIB. Masakan kami selesai. Saatnya kami makan.

Aku pamit sebentar untuk mandi. Sedari siang aku memang belum mandi karena harus belanja.

Saat aku kembali, teman-temanku sedang mencicipi berbagai menu di meja. Aku langsung nimbrung.

Aku mengambil es krim. Tiba-tiba tangan Dana secara tidak sengaja menyenggol tanganku. Gelas yang kupegang jatuh. Es krim jatuh di bajuku.

“Kamu, ih. Hati-hati,” aku mengibaskan tangan.

Dana meminta maaf, lalu tersenyum. Sejurus kemudian Agung justru mencipratkan kuah bakso ke tubuhku.

“Guunggg,” aku berteriak.

Angela yang melihatku mulai basah justru ngakak. Setelah itu giliran Soni yang mencipratkan air kobokan ke tubuhku.

“Apa-apaan, sih?” ujarku.

Semuanya tertawa. Aku bingung sendiri. Tiba-tiba lampu mati. Sejurus kemudian Kamila muncul dengan kue yang di atasnya terdapat lilin menyala.

“Selamat ulang tahun, cantik. Panjang umur, sehat selalu, dan sukses buat kamu,”

Aku menganga. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Aku benar-benar lupa hari ini ulang tahunku.

Selama ini aku memang tidak pernah merayakan ulang tahun. Tiba-tiba Ajeng menyiramkan air menggunakan gayung. Aku basah kuyup.

Aku mau marah, tetapi dalam hati bahagia. Aku pengin menyemprot mereka, tetapi tidak tega. Bagaimanapun mereka teman-teman baikku.

“Sini peluk,” Dana memelukku. Dia menciumku. Teman-temanku bergantian memeluk dan menciumku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Asahi Asry Larasati

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co