Bapak Indekos Keluar Cepat, Pacarku Teriak Nikmat

23 Agustus 2021 15:25

GenPI.co - Aku dan pacarku, Veni cukup sering bertemu di indekos wilayah kota dekat kampus. "Sudah Gila" ungkapan pertama saat kembali mengingat kejadian bersama pacarku.

Waktu itu, aku dan Veni pulang cukup larut malam sehabis mengerjakan tugas kuliah. Namun, karena cukup bebas, aku bisa kapan saja masuk pagar indekos bersama Veni.

Meski penghuninya cukup banyak, mereka tidak pernah masalah jika aku membawa pacar ke kamar.

BACA JUGA:  Manuver JK Dibongkar, Bisa Seret Anies Baswedan

"Begini, ya, budaya kota. Beda jauh sama kondisi di desa. Kalau ketahuan bawa cewek ke rumah, pasti sudah dianggap macam-macam," pikirku.

Veni pun tidak keberatan ketika harus pacaran di indekos, karena menurutnya itu bisa menghemat pengeluaran.

BACA JUGA:  Nikita Mirzani Blak-blakan, Gua Cepat Basah

"Kamu enggak masalah, kan, ke kamarku," tanyaku.

"Iya. Toh, kita bisa mengerjakan tugas lebih tenang kalau di indekos," jawab Veni.

BACA JUGA:  Cerita Dokter Boyke, Buka Praktik Dibayar Murah

Mendengar jawaban itu, aku pun tambah senang berada di dekat pacarku.

Veni ini asli sini, jadi, dia sebenarnya cukup familier dengan situasi sekarang. Oleh karena itu, dia tidak masalah jika harus berduaan di dalam indekos.

Akan tetapi, aku tetap menghormati pemilik indekos, Pak Dion yang telah berbaik hati menyediakan tempat untuk kami berdua.

Ketika Veni ke kamar, aku selalu membuka pintu agar tidak menimbulkan fitnah, apalagi Pak Dion kerap berkeliling.

"Aku buka sedikit, ya, pintunya? Agar lebih sejuk juga," ucapku kepada Veni.

"Iya boleh. Aku juga gerah. Pengin buka baju, tetapi bukan di rumah sendiri," ucap Veni lantas tertawa.

Kami sebenarnya sudah lelah dengan tugas kuliah, bahkan mengerjakan sampai malam hari.

Namun, besok merupakan hari terakhir pengumpulan tugas. Dengan demikian, malam itu harus selesai bahkan kalau perlu, begadang hingga pagi.

Saat asyik berbincang mengenai tugas selanjutnya, Pak Dion tiba-tiba mengetuk kamar.

"Kalian lagi sibuk, ya? Jam satu pagi masih saja melek," tegur Pak Dion.

"He he he, iya pak. Kami terpaksa begadang buat menyelesaikan tugas kuliah. Maaf jika kami berisik, pak," jawabku.

Veni pun turut meminta maaf kedatangannya mendadak atau bahkan mengganggu penghuni lainnya.

"Saya juga minta maaf, pak. Saya tahu ini salah karena harus berduaan di kamar pada tengah malam," ujar Veni.

"Ah. Tidak masalah, kok. Asalkan, kalian berdua bisa jaga diri, ya," sahut Pak Dion

"Siap, pak," ujar kami berdua kompak.

Sebelum keluar kamar, Pak Dion memberi saran kepada kami agar tidak melupakan makan saat begadang.

Sebab, kata dia, makanan sangat penting untuk menjaga tubuh agar tidak masuk angin atau sakit.

Pak Dion ternyata membawa sebuah kotak makanan yang dipesan melalui aplikasi daring.

Dia lantas memberi kami makanan, lalu pergi begitu saja. "Aku pun langsung teriak melihat makanan itu. Wow, nikmatnya," teriak Veni.

Melihat situasi itu, Veni tampak bingung karena Pak Dion yang cepat keluar meski mengetahui ada pasangan di indekosnya.

Aku lantas membela Pak Dion, karena memang beliau sifatnya pemalu seperti itu.

"Dia memang begitu, yang. Kita tinggal harus menjaga kepercayaan Pak Dion," ucapku.

Kami berdua pun akhirnya makan dari pemberian Pak Dion sebelum kembali belajar.

"Wah, makanan ini nikmat banget, ya. Pak Dion tahu banget kayaknya selera anak muda," seru pacarku, Veni.

"Ha ha ha, iya sayang, enak, ya," balasku.

Aku sebenarnya cukup deg-degan saat Pak Dion masuk kamar. Sebab, itu kali pertama dia melakukan hal seperti itu.

"Apa yang aku lakukan salah, ya. Wah, gila banget, sih, kalau gegara ini, aku harus keluar dari indekos ini," pikirku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co