GenPI.co - Aku dan Bagas sudah menjalin hubungan selama enam bulan lamanya. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, mulai dari makan, jalan-jalan, hingga bekerja.
Namun, pandemi membuat kami tak bisa bertemu satu sama lain, sampai PPKM di Jakarta berakhir.
Sayangnya, Bagas tak bisa lagi menahan rasa rindunya terhadapku. Setelah dua bulan tak bertemu, dia memutuskan untuk menemuiku langsung ke rumah.
Saat keadaan rumah sedang sepi, dia datang secara tiba-tiba bahkan tak memberitahuku sebelumnya.
"Sayang, ini pacarmu datang," ucap Bagas, setelah mengetok pintu rumah.
"Hah? kok kamu datang ke sini tanpa kasih kabar dulu, sih?" ucapku, sambil membuka pintu.
"Kejutan buat kamu dong, aku udah kangen banget, tapi karena takut dimarahi orang rumah, ke sininya pas sepi," jawabnya, sambil mencubit pipiku.
Tak habis pikir dengan tindakannya. Aku segera mengajaknya masuk dalam rumah. Tak disangka-sangka, Bagas rupanya membawa makanan kesukaanku, yakni bakso urat.
Aku segera mengambil mangkuk dan menuang bakso tersebut untuk segera menyantapnya bersama.
Sambil menikmati film kesukaan kami berdua, aku dan Bagas menyantap bakso urat hangat yang dibawa kekasihku.
"Mantap banget sayang," kataku, sambil melahap satu buah bakso utuh.
"Mau tambah, lagi?" balasnya.
"Enak banget, kalau bisa yang lebih gede, ya," ungkapku.
Ketika asyik makan dan berbincang bersama, tiba-tiba orang tuaku pulang ke rumah. Kepulangan membuatku terkejut, karena tak seharusnya kekasihku berada di rumah saat kondisi pandemi seperti ini.
Namun, karena tak bisa melakukan apapun, aku pasrah apapun yang akan dikatakan oleh kedua orang tuaku.
Sayangnya, apa yang aku takutkan tak terjadi. Bagas justru disambut dengan begitu hangat oleh mereka, karena telah datang berkunjung sambil membawakan makanan untukku.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News