Darma Jago Banget Buat Aku Nikmat Saat Hamil, Aaah

GenPI.co - Hubungan suami istri tidak selalu menyenangkan, terkadang ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk membuat pasangan kembali bergairah.

Namaku Dina, aku seorang ibu rumah tangga sejak dipinang oleh Darma.

Kendati demikian, hubungan asmara kami tidak selalu berjalan dengan baik karena berbagai permasalahan. Khususnya pada masalah tuntutanku yang berlebihan.

BACA JUGA:  Nikita Mirzani Mencapai Puncak, Sampai-sampai Berkeringat

Tidak hanya itu saja, setiap malam aku juga selalu meminta berbagai hal supaya aku merasa nikmat dan nyaman.

“Sayang, aku pengin nih,” ujarku sambil meminta kepada Darma.

BACA JUGA:  Aku dan Kekasih Kehujanan, Sampai Rumah…

“Aduh aku capek banget nih, besok aja, ya?” jawabnya.

“Sebentar aja, ayo dong, aku juga capek banget habis beres-beres rumah,” kataku.

BACA JUGA:  Ternyata 5 Hal Ini Paling Sering Bikin Perselingkuhan Suami Bocor

“Ya sudah, sini aku pijetin, 5 menit aja, ya,” ujarnya.

Walaupun Darma kelelahan, namun dia melakukan apa yang menjadi keinginan aku.

Bukan tanpa alasan, sebab, pijatannya bisa membuatku nikmat seketika. Terlebih lagi saat ini aku sedang mengandung tua yang membuatku kurang nyaman saat tidur.

Aku tahu Darma juga kelelahan, namun apa daya? Tuntutanku ini juga merupakan salah satu upaya agar cabang bayi ikutan nyaman.

“Sayang, kaki aku juga pegel berdiri seharian, pijetin kakinya juga dong,” pintaku.

Aku sangat menyayangi suamiku, walaupun hanya bergaji pas-pasan. Namun, aku selalu menyemangati dalam pekerjaan.

Setiap pagi dia pergi ke kantor dan mencari nafkah untukku dan calon bayi kami. Walaupun hanya memiliki uang pas-pasan, dia berusaha selalu menuruti keinginanku.

“Sayang aku pengin banget beli martabak telor spesial,” ujarku meminta kepada Darma lewat telepon.

“Iya nanti pulang kerja aku beliin yah, kamu lagi apa?” tanya Darma.

“Aku habis nyapu dan beres-beres rumah nih, dedek bayinya pengen es krim juga,” ujarku.

“Oke, nanti beli es krim,” ujarnya.

Saat Darma pulang, aku pun memeluknya saat erat karena dia selalu memenuhi apa yang aku inginkan.

Setelah dia duduk sebentar, aku pun mencium keningnya.

“Terima kasih ya sayang, kamu memang yang terbaik,” ujarku.

Beberapa bulan kemudian, aku pun melahirkan. Kami pun hidup bahagia selamanya. (*)