GenPI.co - Namaku Rina, aku adalah seorang ibu rumah tangga yang juga menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan.
Aku sudah memiliki suami, namanya Rico. Walaupun parasnya tidak terlalu tampan, namun dia sangat baik kepadaku.
Kami menikah karena dijodohkan orang tua saat aku berumur 20 tahun.
Menurutku, pernikahan tersebut cukup muda untuk wanita yang masih ingin bermain dan menikmati hidup.
"Sayang, aku berangkat kerja ya," ujar Rico berpamitan kepadaku.
"Iya sayang, kamu pulang jam berapa?" tanyaku.
"Kayaknya sekitar jam 10 malem deh, kamu ngantor jam berapa?" tanya Rico.
"Aku nanti berangkat siang, jangan lupa beli pengaman buat main besok sore," ujarku.
"Pengaman yang mana nih?" ujar Rico.
"Yang itu loh, pokoknya yang tebel. Beli yang banyak, besok kan sabtu. Aku pengen main sampai capek," ujarku meminta.
"Okedeh, aku jalan dulu ya," pamit Rico.
"Oke bye sayang," kataku sambil melambaikan tangan.
Setelah Rico pergi, entah mengapa aku menjadi sangat bersemangat.
Aku juga membayangkan Rico sepanjang hari, bahkan saat aku sedang mandi.
Setelah mandi, aku pun membereskan seisi rumah dan segera bersiap untuk berangkat ke kantor.
Sebenarnya, hubungan romansaku tak hanya saat berada di rumah. Sebab, di kantor, aku juga selalu ditemani oleh sang bos.
Namanya Pak Didi, dia sangat tampan dan masih muda. Tak heran jika aku yang masih mudah dan cantik ini menyukainya.
Pak Didi juga beberapa kali pernah mengajakku untuk makan malam berdua.
Dia orang yang romantis dan menyenangkan. Terkadang, dia juga memanggilku dengan sebutan sayang.
Walaupun dia tahu bahwa aku sudah memiliki suami, namun dia tetap baik kepadaku layaknya seorang kekasih.
"Rina, nanti kita makan malam yuk," ujar Pak Didi lewat aplikasi chat.
"Boleh Pak, jam berapa? Tapi saya enggak bisa terlalu malam," ujarku.
"Yasudah, jam 7 malam saja ya. Saya sudah bawa kesukaan kamu," ujar Pak Didi.
"Apa itu Pak?" balasku cepat .
"Ada deh, pokoknya bisa bikin kamu semangat," ujarnya.
"Wah asik, tapi jangan lama-lama ya Pak mainnya. Suami saya pulang jam 10 malam soalnya," ujarku.
Saat waktu menunjukkan pukul 7, akhirnya kami pun pergi untuk makan malam.
Setelah itu, Pak Didi pun akhirnya memamerkan senjatanya. Tak kusangka, pistol miliknya sangat bagus dan mengkilap.
"Ayo kita main paintball bareng temen-temen kantor," ujar Pak Didi.
Akhirnya kami pun pergi ke arena paint ball bersama teman-teman kantor yang lain.
Aku sangat senang sekali karena kami memiliki hobi yang sama. Yakni bermain paintball.
Setelah puas bermain aku pun pulang ke rumah, sesampainya di rumah Rico juga membelikan pengaman atau armor untuk bermain paintball.
Keesokan harinya, kami berdua pergi ke arena paintball untuk bermain. Sungguh senangnya hatiku.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News