Aku Butuh Cairan Milik Bapak Indekos, Mau Sampai Basah

22 September 2021 14:05

GenPI.co - Perkenalkan aku adalah Rina, mahasiswi baru di salah satu kampus swasta ternama di Jakarta.

Aku adalah perantau yang tidak tidak memiliki sanak saudara di Jakarta. Kondisi itu membuat aku mau tidak mau harus tinggal di indekos.

Satu semester jauh dari orang yang di sayang dan keluarga agak sedikit berat. Aku suka cerita soal keluh kesah saat berada di indekos.

BACA JUGA:  Manuver Ganjar Pranowo Maut, Puan Maharani Bisa Terseok-seok

Aku tidak tinggal di indekos mewah. Karena, uang bulanan dari uang tua tidak cukup.

Untuk itu, aku memilih indekos yang sederhana, tetapi agak nyaman dan kebetulan dekat dengan kampus.

BACA JUGA:  PKS Semprot Giring Ganesha, Hati-hati

Kekasihku yang berada di kampung halaman kerap singgah ke Jakarta untuk bertemu.

Banyak hal yang kami lakukan saat bersama setelah berbulan-bulan pacaran jarak jauh.

BACA JUGA:  Zoya Amirin Beber Cara Jilat Anu Wanita, Awas Jangan Sampai Pipis

"Sayang, aku ke Jakarta bawain kamu oleh-oleh, lho," kata kekasihku.

"Apa, Mas? tanyaku.

"Bebek balado buatan ibuku," jawab kekasihku.

"Wah, pastinya enak sekali itu mas. Tidak sabar menikmatinya," timpalku.

"Ibu bikin banyak biar kamu bisa simpan di lemari pendingin," kata kekasihku.

"Makasih banyak mas, salam ya buat ibu," ujarnya.

Setelah kekasihku tiba di Jakarta, olahan bebek itu menjadi santapan berdua di kala malam hari di ruang tunggu indekos.

Sambil menikmati bebek balado buatan calon mertua dengan menceritakan keluh kesah di Jakarta.

Aku sangat ingin pindah indekos. Namun, Bapak pemilik indekos sangat baik. Hal itu membuat aku ragu.

"Mas, aku setiap harinya butuh cairah bapak indekos tahu. Ingin sampai basah, Mas," ujarku.

"Hah, apa ? Kaget kekasihku.

"Jadi, begini Mas. Sudah satu bulan air sumur di indekos kering," ujarku.

"Terus gimana? Tanya kekasihku.

"Aku dan teman-teman yang lain selalu minta air bersih untuk mandi. Karena, air Bapak indekos pakai air PAM bukan sumur," jelasku.

"Kamu minta tanggung jawab seharusnya. Kamu sudah bayar indekos," timpal kekasihku.

"Sudah Mas. Bapak indekos memotong harga bulanan sampai air kembali normal kembali. Jadi sementara meminta air dari rumah pribadinya," ujarku.

Setelah itu, kekasihku baru mengerti meski awalnya sedikit kesal karena informasi kepadanya kurang jelas.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Andri Bagus Syaeful

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co