GenPI.co - Namaku Amel. Membangun sebuah usaha bersama kekasihku, Daren, adalah mimpi sejak lama.
Setelah lulus SMA, di tengah pandemi kami memutuskan untuk tidak daftar kuliah terlebih dulu, sehingga memulai usaha adalah langkah bersama yang kami ambil.
Usaha yang kami bangun bersama tentu tak bisa terlalu besar, karena keterbatasan biaya. Setelah melakukan berbagai survei, akhirnya menjual jeruk peras segar adalah pilihan kami.
Dengan modal Rp 5 juta kami memulai semuanya bersama-sama, mulai dari membeli gelas, jeruk segar, membangun stand, hingga mencari peralatan untuk membuat satu produk menjadi utuh.
Karena kami belum pernah membuat usaha sebelumnnya, bahkan tak memiliki keahlian khusus di bidang ini. Tak jarang kami mengalami kegagalan.
"Aduh sakit banget," ucapku, kesakitan karena tak sengaja menyayat jariku dengan pisau.
"Ya, ampun kamu ceroboh banget deh, sini aku aja yang kerjain," ucap Daren, sambil mengambil pisau dari tanganku.
Daren segera mengambilkan perban dan mengobati luka di jariku. Dia yang cukup telaten mengerjakan semuanya, tentu mampu membuat aku jatuh cinta tiap hari padanya.
Usai membalut luka di jariku, dia kembali mengerjakan pesanan jeruk peras.
Aku memperhatikan setiap gerakannya, mulai dari meremas jeruk dengan sangat kuat hingga seluruh urat di tangannya terlihat, hingga mengaduk minuman sampai tercampur rata semuanya.
Mungkin terlihat mudah. Namun, salah cara pembuatan membuat kualitas jeruk bisa menjadi pahit.
Kekasihku memang sangat bisa diandalkan dalam segala hal. Dia mampu membuat aku ketagihan terus memandanginya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News