GenPI.co - Aku dan istri sedang memenuhi janji untuk road trip keliling jawa.
Bisa dibilang ini adalah bulan madu jilid dua. Kami benar-benar antusias.
Perjalanan dari Jakarta kami tempuh terus ke arah timur.
Kami begitu semangat menjalani perjalanan ini.
Hingga sampai di sebuah kota di Jawa Tengah. Di kota ini keseruan di mulai.
"Sayang, bagaimana kalau perjalanan ini dibumbui permainan," kataku.
Dia pun antusias dengan permainan yang akan dilakukan.
Syaratnya siapa pun pemenang dalam batu gunting kertas, dia harus jadi raja.
Sedangkan yang kalah harus mau mengikuti apa saja permintaan pihak yang menang.
"Bagaimana?" kataku, sambil menaik turunkan alis mata.
Istriku tampak ragu, dia tahu kalau aku suka meminta hal-hal yang aneh darinya.
Bisa dibilang, istriku ini jadi nakal karena aku.
Akan tetapi, tenang, dia sudah jadi istriku. Jadi, sah-sah saja apa yang kami lakukan.
Permainan dimulai. Aku berhasil menang batu gunting kertas sebanyak tiga kali.
Itu artinya, dari sekarang sampai besok, istriku wajib mengikuti apa yang aku mau.
"Yeah, kamu harus ikuti semua mauku. Pertama, aku ingin dipeluk," kataku.
Istriku lantas menepuk dadaku, dia tampak malu.
"Malam ini mau keliling kota ini enggak, Mas?" tanya dia.
Aku hanya mengangguk.
"Aku tahu tempat terbaik di kota ini," kataku.
Aku dan istri lantas menuju tempat kopi lelet.
Menurutku ini adalah kopi terenak dan istriku wajib mencobanya.
Namun, cara meminum kopi lelet ini cukup unik.
Yakni, dengan menaruh piring kecil ke atas gelas lalu dibalik dengan cepat agar tidak tumpah.
"Kalau minum kopi di sini, harus diisap dari bawah," kataku.
Istriku tampak ragu karena menganggap itu bisa saja kotor. Akan tetapi, setelah di lap dengan tisu, dia berani mencoba.
"Ah, enak sayangku. Ini sensasi baru meminum kopi, ya," katanya.
Aku hanya mengangguk kecil. Sebenarnya, yang bikin enak bukan apa kopi yang diminum, tetapi dengan siapa meminum kopi itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News