GenPI.co - Namaku Raisa. Ini pengalamanku saat awal pacaran dengan Bobby yang sekarang sudah menjadi suami.
Saat itu kami masih sama-sama bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.
Saat itu, Bobby adalah anak baru di perusahaan tempatku bekerja. Saat memperkenalkan namanya, matanya selalu tertuju kepadaku.
Aku tersipu malu dan salah tingkah setiap kali berada di dekatnya.
"Helo, gue Bobby," kata Bobby sambil mengangkat tangannya.
"Hi, Raissa," jawabku.
Kurang lebih dua tahun kami menjalani pertemanan di kantor. Tidak lama setelah itu, Bobby menembakku.
"Ris. Makan malam, yuk" begitu isi pesan Bobby di WhatsApp.
"Boleh," jawabku.
"Pulang kantor tungguin gue di lobby, ya," balasnya.
Singkat cerita, kami singgah di rumah makan dengan gaya klasik.
Aku melihat sekitar, penuh dengan lampu kerlap-kerlip dan suasana hangat.
"Raisa?" panggil Bobby.
"Ya? Kenapa Bobb?" sahutku.
Tidak ku sangka, Bobby menembakku.
Duar...rasanya hatiku mau copot mendengarnya. Jantungku juga berdetak lebih cepat dari biasanya.
Aku yang juga suka dengan Bobby akhirnya menerimanya. Namun, ada sebuah kejadian lucu yang selalu aku ingat.
Baru saja kita mulai berpacaran, Bobby melakukan hal yang membuatku tak berhenti tertawa.
"Aku mau jadi pacar kamu, Bob," sahutku.
Saking kegirangannya mendengar jawabanku, dua kali Bobby tak sengaja menumpahkan air minumnya.
"Maaf. Aku gugup banget, nih!" Katanya.
Setelah itu, Bobby tak sengaja menyenggol gelas milikku.
"Aduh...aku deg-degan. Aku bikin malu, ya?" tanya Bobby.
Bagaimana tidak, saat Bobby ingin memegang tanganku, bisa-bisanya dia menyenggol gelas yang ada di meja.
Kejadian itu sangat terkenang di hati dan pikiranku. Itu juga menjadi senjata saat kami sedang bercanda.
Namun, kini Bobby sudah tidak gugup lagi. Dia sudah menjadi priaku seutuhnya alias suami.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News