Terkulai Lemas, Roni Puas Membuatku Berkeringat Deras

26 Januari 2022 14:55

GenPI.co - Saat itu hari Sabtu, aku sedang menikmati hari libur dengan bersantai di rumah.

Lebih tepatnya tidur di kasur seharian.

Tiba-tiba, ada telepon masuk dari teman kampusku, Roni.

BACA JUGA:  Terbiasa di Luar, Bapak Mertua Menolak untuk di Dalam Saja

“Bella, besok main, yuk, sudah lama nggak ketemu,” ajaknya.

“Yuk! Main apa, Ron?” jawabku.

BACA JUGA:  Punggungku Memerah karena Ulah Mertua, Suami Marah-marah

“Biasa, yang dulu sering kita lakukan berdua,” kata Roni diikuti dengan suara tertawanya yang khas.

“Yaudah, besok pagi aku ke rumah kamu, ya,” balasku sambil turut tertawa.

Keesokan paginya, aku pergi ke rumah Roni.

Sesampainya di sana, dia ternyata sudah bersiap di depan rumahnya dengan outfit lengkap dan sepedanya yang berwarna hitam.

Roni membantuku menurunkan sepeda dari mobil dan kami langsung bersepeda berdua.

“Udah lama nggak sepedaan, nih, Ron. Deket-deket aja, ya,” ucapku ke Roni.

“Jangan lemah, deh. Kita sepedaan sampai matahari mulai panas pokoknya,” jawabnya sambil tertawa.

Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Pasalnya, saat itu jam masih menunjukkan pukul lima pagi.

Artinya, masih cukup lama hingga matahari keluar dan bersinar terik.

Awalnya kami bersepeda dengan santai. Namun, Roni mulai mempercepat kayuhannya sedikit demi sedikit.

Tanpa sadar, tiba-tiba kami sudah berada di tempat yang cukup jauh dari rumah Roni. Kurang lebih 15 kilometer jaraknya.

Akhirnya kami kembali ke rumah Roni melalui jalur yang sama.

Sesampainya di rumah Roni, aku langsung terkapar di teras dengan keringat yang bercucuran deras dan nafas yang berat.

“Ron, aku numpang istirahat sama mandi dulu, ya di rumah kamu,” ujarku.

Roni hanya mengangguk dan tertawa melihat diriku yang terkulai lemas di lantai teras rumahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co