Besar dan Kokoh, Tongkat Milik Menantu Membuatku Berbinar-binar

05 Februari 2022 20:10

GenPI.co - Belakangan badanku terasa sakit sekali. Aku bahkan tak kuasa berdiri karena kaki dan pinggang terasa sakit.

Dengan keadaan seperti ini, aku sering merasa kesepian.

Mau bergerak ke sana dan ke mari untuk mencari udara segar pun susah.

BACA JUGA:  Ditinggal Istri Dinas, Aku Rajin Disambangi Menantu Cantik

"Huh, aku suntuk sekali hari ini," batinku.

Aku hanya mengandalkan bantuan saudaraku yang kebetulan rumahnya tak jauh dari sini.

BACA JUGA:  Pedang Menantu Sungguh Sakti, Sekali Dipegang Aku Menjerit-jerit

Ya, beginilah rasanya hidup sendirian. Anak satu-satunya yang biasa menemaniku sudah dipersunting.

Aku tak enak hati jika harus memintanya tinggal di sini barang sejenak. Sebab, dia masih bulan madu dengan suaminya.

"Halo, Mama. Lagi apa? Nanti sore aku ke rumah ya," bunyi pesan teks dari anakku.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Doa orang kesepian memang tidak pernah salah.

Anakku sore itu datang bersama suaminya. Bukan hanya itu, mereka juga akan tinggal di sini untuk beberapa saat.

Aku senang sekarang anakku sudah dewasa. Dia sudah bersuami dan tak salah memilih laki-laki.

Suaminya itu tipe yang rajin dia juga tampak perhatian dan sangat peduli dengan keluarga.

"Kamu beruntung, Nak. Jaga terus hubungan kalian," kataku.

Suatu ketika, putriku sedang memasak di dapur untuk makan malam kami.

Suaminya yang bernama Aldo itu menemaniku menonton televisi.

Dia tampak penasaran dengan kondisi kakiku yang tak bisa berjalan.

Aku pun menjelaskan bahwa kakiku sudah pernah didiagnosa oleh dokter.

Aku pun sudah diberi beberapa obat.

"Kata dokter enggak apa-apa. Cuman, ibu diminta untuk sering latihan jalan sedikit-sedikit biar enggak tambah parah," kataku.

Namun, aku enggan melakukannya karena itu cukup sakit.

Aldo sungguh menantu yang baik. Dia yang bekerja di bidang mebel pun langsung berinisiatif.

Esoknya, dia mengunjungi pabrik kayunya dan meminta karyawannya untuk membuat tongkat.

Tongkat ini nantinya untuk alat bantu buatku berjalan.

"Serius ini? Ibu takut tongkatnya patah," kataku.

"Aman kok, Bu. Ini dari kayu Jati jadi kuat," katanya.

Aku pun mencoba berdiri dengan tongkat tersebut dan benar saja ia kuat menopangku.

Panjang tongkat dan besarnya sungguh pas. Aku pun bisa berdiri dengan mudah tanpa merasa sakit.

"Ini bisa jadi alat bantu biar Ibu rajin-rajin jalan kata dokter. Semoga cepat sembuh, Bu," katanya.

Aku hanya terharu saat kata-kata itu keluar. Ternyata, masih banyak orang-orang yang peduli denganku, termasuk dari menantuku sendiri.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co