GenPI.co - Sore ini, pacarku mengakhiri hubungan kami berdua lantaran tukang tahu.
Air mataku tak bisa dibendung lagi saat mendengar pengakuan dari pacarku itu.
Kami berdua kebetulan satu kepanitiaan dan di hari pertama aku sudah jatuh hati padanya.
Usai kepanitiaan, aku pun memberanikan diri mendekati Farah. Sebulan kemudian, kami resmi menjalin tali kasih.
Tak ada hal-hal aneh sebelumnya, sehingga aku sama sekali tak punya firasat akan ditinggalkan begitu saja.
Berakhirnya hubungan kami diawali dengan kejadian pagi tadi.
Ibuku punya langganan pedagang tahu yang biasa datang ke rumahku tiap pagi.
"Tahu," teriak si tukang tahu tadi pagi.
Ibuku kebetulan tak ada di rumah, sehingga aku pun menghampiri si tukang tahu sendiri.
"Ibu nggak ada di rumah, Kang," kataku.
"Nggak apa-apa, Mas. Saya juga ada urusan dengan Mas," jawabnya.
"Hah, kenapa, Kang?" tanyaku kebingungan sambil membuka pagar rumah.
"Maaf sebelumnya, tapi apa benar Mas itu pacarnya Farah?" ujarnya.
"Lho, tahu dari mana, Kang?"
"Saya mantan Farah saat SMA. Saya kemarin ketemu Farah, lalu dia bilang masih cinta sama saya, tapi dia sekarang sudah punya pacar anak gedongan," katanya.
Kebingungan, aku pun hanya terdiam.
"Mas bisa konfirmasi langsung ke Farah kalau begitu. Saya juga bingung, tapi jujur saya juga masih cinta sama Farah," ungkapnya.
"Ya sudah, saya omongin sama Farah ya, Kang. Jujur saya kaget," jawabku.
"Iya, Mas. Maaf ya, saya izin keliling jualan lagi," katanya sambil menyalakan motor.
Saat masuk ke rumah, aku langsung menghubungi Farah dan mengajaknya bertemu.
"Iya, nanti ketemuan di Kalibata saja," katanya.
Kami pun bertemu di sebuah kafe di daerah Kalibata.
Di sana aku membuka percakapan terkait pembicaraanku dengan si tukang tahu.
Farah sendiri tak kuasa menahan air matanya saat menceritakan soal perasaannya.
"Maaf ya, Reza. Sebaiknya kita putus saja, aku masih cinta sama Mas Aris," ujarnya.
Semoga Ibuku tak langganan beli tahu lagi di Mas Aris.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News