GenPI.co - Namaku Steffi. Aku seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan di Jakarta Barat.
Aku berasal dari Malang. Sudah tiga tahun aku merantau.
Kehidupanku di Jakarta sungguh menyenangkan. Aku memiliki kekasih dan teman-teman yang baik.
Namun, satu kali aku sedang menyelesaikan pekerjaanku. Rasanya hatiku hancur seketika.
Aku bekerja di industri perfilman, yang mana harus menyiapkan segala keperluan para talent.
Saat itu, aku menyiapkan sebuah properti. Sayangnya, harus hancur berkeping-keping karena satu kesalahan.
"Sementara aku taruh di sini (di depan kamar indekos, red) ah," pikirku di dalam hati.
Aku berpikiran seperti itu lantaran cuaca di luar panas dan cat untuk properto masih basah.
Namun, saat aku sedang mandi seperti ada langkah kaki. Ketika aku keluar kos, propertiku menghilang.
Aku langsung melapor ke pos satpam untuk melihat kejadian barusan.
"Pak, tolong aku. Tugas pekerjaanku hilang. Bisa lihatkan pakai CCTV?," ucapku ke Pak satpam.
"Boleh, neng. Sebentar, ya," katanya menimpali.
Aku terkejut, ternyata yang mengambil properti itu adalah bapak kos. Aku langsung mengetuk kamarnya.
"Pak... pak... assalamualaikum?" ucapku.
"Ya, waalaikumsalam. Kenapa, nak?," katanya.
"Pak Karyo (pemilik indekos, red), yang ambil mahkota saya, ya?," tanyaku.
Mahkota itu merupakan properti yang saya buat dari pagi.
"Itu, lho, pak, yang ada di depan kamar. Bapak saya lihat di CCTV yang bawa," sahutku kembali.
"Oh... anu... iya, nak. Saya pikir ada anak kecil siapa yang main-main di sini. Ya, saya bawa dan buanglah," jawabnya.
Seketika hatiku hancur. Pasalnya itu adalah salah satu barang yang harus dibawa dan dipakai nanti malam.
"Di mana, pak?" tanyaku.
"Itu, nak. Samping pos satpam," jawabnya.
Aku tak berpamitan kepada bapak kos karena kakiku sudah gemetar. Aku langsung bergegas mencari mahkotaku.
"Alhamdulillah.... masih ada ya Allah," kataku kegirangan.
Ternyata, mahkota itu tidak hancur. Bapak kos hanya melihatnya seperti sampah dan membuangnya.
Syukurlah tidak ada yang rusak. Hanya perlu menambahkan cat lagi.
Aku cat ulang mahkota itu dan dijemur. Kali ini aku menambahkan sebuah catatan khusus.
"Barang untuk bekerja. Jangan dibuang atau diambil. Thanks," tulis surat yang aku tempel di jendela. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News