Bikin Nyaman, Kehangatan Kakak Ipar Buatku Lupa Diri

08 Maret 2022 15:34

GenPI.co - Namaku Santi. Ini merupakan kisahku yang tinggal di rumah mertua.

Aku menikahi seorang pria asing karena memang lewat perjodohan. Namun, aku tidak bisa betbuat apa-apa ketika orangtua menginginkan pernikahan ini.

Keseharian dengan suamiku, Rendi sebenarnya tidak terlalu harmonis. Pasalnya, dia sibuk bekerja sedangkan aku harus mengurus rumah.

BACA JUGA:  Duh, Barang Pacarku Terlalu Besar, Jadi Kesulitan Masuk

Aku tidak diperkenankan untuk bekerja oleh mertua. Aku sebenarnya keberatan untuk tinggal di sini. Namun, karena satu dua alasan, aku akhirnya setuju.

Aku tinggal bersama tiga pria di sini, yakni suami, ayah mertua, dan kakak iparku yang bernama Roni.

BACA JUGA:  Aku Lega, Paman Berhasil Jebol Lubang yang Mampet

Mas Roni biasa menjadi sapaannya ialah salah satu alasanku betah tinggal di sini.

BACA JUGA:  Berawal di Klub Malam, Bulir Cintaku Tumbuh dan Bertaut

Memang sedikit aneh, tetapi itulah kenyataannya. Hal itu aku terima dari Mas Roni ketika awal pindah ke sini.

"Semoga kamu betah, ya, tinggal di sini," ujar Mas Roni kepadaku.

"Iya, mas, terima kasih," sahutku.

Ya, itu memang percakapan sederhana, tetapi membekas dalam diriku karena dilontarkan dengan senyum hangat.

Awalnya, aku berpikir apakah Mas Roni menyukaiku karena sikapnya yang begitu lembut.

Sampai suatu ketika, aku benar-benar tidak tahu harus bilang ke siapa sehingga berani bertanya kepadanya.

"Mas, aku mau tanya sesuatu, apakah boleh?" kataku.

"Iya, tentu saja boleh dong. Kamu mau tanya apa, dik," balasnya.

"Maaf sebelumnya, mas. Apakah Mas Roni menyukai kehadiranku di sini? Sebab, aku merasa ada hal lain dari sikap Mas Roni kepadaku," tanyaku.

"Apakah sikapku selama ini terlihat jelas, ya? Aku sebenarnya tidak ingin kamu sampai bertanya begini, dik," katanya.

Mendengar pertanyaan itu, aku merasa sedikit canggung karena seperti salah tangkap tentang sikap Mas Roni.

Akan tetapi, aku sudah terlanjur bertanya ssehingga akan terus mencoba mencari jawabannya.

"Iya, aku rasa Mas Roni punya rasa sesuatu kepadaku. Jadi, aku bertanya seperti ini, mas," ujarku

"Tidak salah sebenarnya pertanyaan ini, tetapi aku sebenarnya memang menyukai kamu, dik. Namun, bukan berarti aku ingin bersamamu," kata Mas Roni.

"Sebab, aku ingin kamu nyaman berada di sini meski pernikahan kalian terjadi karena perjodohan," tambahnya.

Setelah mengetahui jawaban itu, aku pun makin yakin bahwa perasaanku sebenarnya salah.

Aku pun merasa kurang berkenan jika harus bertemu Mas Roni di rumah.

Mas Roni ternyata melihat kegelisahanku karena merasa malu jika melihatnya.

Oleh karena itu, Mas Roni mencoba membujukku agar tidak lagi merasa canggung.

"Sudah, ya, dik. Semua tidak ada masalah lagi, kan. Kita tetap bisa bersama di rumah ini. Jadi, kamu nggak perlu malu denganku," kata Mas Roni.

"Iya, mas terima kasih," sahutku.

Setelah percakapan itu, aku mencoba untuk tetap merasa nyaman di rumah. Alhasil, aku juga makin nyaman karena Mas Roni bersikap biasa saja kepadaku.

"Mungkin kalau tidak berhasil dengan Rendi, mungkin saja aku bisa sama Mas Roni," gumamku.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co