Ditinggal Saat Malam Jumat, Dia Teriak Minta Aku Pulang

15 Maret 2022 21:10

GenPI.co - Perkenalkan namaku Ryan. Aku adalah karyawan swasta di kotaku. Aku yang sudah berusia 32 tahun dan memiliki kekasih yang umurnya jauh berbeda.

Namanya Nabila, 10 tahun lebih muda dari aku.

Nabila masih duduk di bangku kuliah semester 4 di salah satu kampus ternama di kotaku.

BACA JUGA:  Bermain Cupang, Mertuaku Girang Bukan Main Sampai Basah

Aku yang jauh lebih tua beru saja menjadi pasangan yang selalu mengerti Nabila.

Hal itu agar Nabila nyaman dan tidak pindah ke lain hati.

BACA JUGA:  Terpaksa Dilayani Menantu Saat Istri Pergi Dinas

Aku cukup takut Nabila meningalkanku. Sebab, di usiaku saat ini mencari pasangan bukan perkara mudah.

"Aku juga hanya tertarik kepada wanita yang usianya di bawahku," pikirku.

Singkat cerita, hubungan aku dengan Nabil akhirnya menginjak tahun keenam.

Aku makin akrab dengan keluarga Nabila. Namun, Nabila belum mengenal keluargku.

Sebab, keluargaku berada di kampung halaman.

Aku pun sudah delapan tahun tidak pulang kampung.

Rencananya, di tahun ketujuh hubungan cinta dengan Nabila, dia akan aku boyong ke kampung halaman.

Tujuannya, untuk mengenalkan dan membicarakan soal pernikahanku dengan Nabila bersama keluargaku.

Akhirnya, tahun ketujuh hubunganku dengan Nabila tiba.

Dengan persiapan yang matang. Aku dan Nabil bertolak menuju kampung halamanku.

Sesampai di kampung aku dan Nabila istirahat sejenak melepas lelah.

Kondisi rumahku saat itu kosong. Sebab, ibu dan bapak sedang berada di balai desa.

Tidak terasa aku dan Nabila istirahat sampai larut malam. Namun, ibu dan bapak tidak kunjung pulang.

Aku pun memutuskan menuju balai desa dan meninggalkan Nabila di rumah. Karena, dia masih terlelap.

Sesampainya di balai desa, hujan deras tiba-tiba turun. Aku, ibu, dan bapak tertahan di sana.

Nabila di rumah hanya seorang diri.

Aku lupa saat itu malam jumat. Sebab, Nabila cukup penakut. Benar saja, tiba-tiba Nabila menelponku.

"Sayang basah, ahhhhhhh," kata Nabila.

"Kamu kenapa?," bingungku.

"Rumah kamu bocor. Air hujan membasahi ranjang. Kamu di mana?," tanya Nabila.

"Aku lagi jemput ibu dan bapak," kataku.

"Cepat pulang. Aku takut sendiri. Aku mau ke kamar mandi, takut. Baju sudah basah terkena bocoran air hujan," keluh Nabila.

"Iya, sayang aku segera pulang," ucapku.

Semenjak kejadian itu, sifat manja Nabila membuat ibuku terpincut. Maklum, ibu sangat ingin memiliki anak perempuan.

Namun, buah hatinya hanya aku seorang.

Akhirnya, hubungan aku dan Nabila mendapatkan restu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co