GenPI.co - Tinggal di luar negeri memang tidak mudah, apalagi ketika menghadapi bulan suci Ramadan. Aku pun merasakan hal itu saat tinggal di Korea Selatan.
Oh, iya. Sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Agung Ariyanto. Aku kini tinggal di Kota Hwaseong, Gyeonggi Do, Korea Selatan.
Aku datang ke negeri gingseng ini untuk bekerja. Kini, aku sudah tiga tahun berada di sini.
"Hmm, tak terasa aku sudah di Korea Selatan sejak 25 Maret 2019. Ini tahun dan Ramadan ketigaku di sini," gumamku
Ya, tinggal jauh dari rumah di Indonesia memang tidak mudah. Sebab, banyak hal berbeda yang mau tak mau harus menjadi kebiasaan baru.
Meski demikian, aku beruntung sekali memasuki Ramadan tahun ini. Sebab, Korea Selatan tengah memasuki musim semi, sehingga waktu puasa tidak terlalu panjang.
Subuh di sini biasa pada rentang pukul 04.00-05.00 waktu Korea Selatan. Sementara itu, berbuka puasa sekitar pulul 19.00. Jadi, kami berpuasa kira-kira 14 jam.
Jika berkiblat dengan Indonesia, waktu puasa di Korea Selatan tidak terlalu berbeda jauh saat musim semi.
Ramadan terasa sangat berat saat terjadi pada musim panas. Waktu puasa di sini terasa panjang, bisa sampai 15 jam.
Selain itu, aku bersyukur bisa kembali menjalankan ibadah Ramadan di Korea Selatan. Aku kini bisa lebih tenang beribadah, karena seluruh masjid sudah diperkenankan untuk salat tarawih.
Akan tetapi, pandemi covid-19 masih menjadi halangan untuk setiap masjid dipenuhi orang yang ingin ibadah.
Masjid di seluruh Korsel baru bisa melaksanakan tarawih dan berkumpul maksimum 70 persen kapasitas pada Ramadan kali ini.
Ketika puasa, hal yang biasa terjadi di Indonesia adalah buka bersama alias bukber. Aku pun melakukan hal itu di negeri orang, tetapi hanya seminggu sekali saat akhir pekan ketika sedang libur.
Biasanya, warga Indonesia berkumpul di Masjid Darusalam Baran untuk bukber dan tarawih.
Kalau urusan sulit atau tidak, hal itu tentu bergantung pada penyesuaian dari apa yang aku biasa lakukan saat Ramadan di Indonesia.
Sebab, ibadah akan sedikit terganggu dengan skema baru bekerja di Korea Selatan.
Orang-orang Korea Selatan cenderung cerewet. Jadi, aku sebisa mungkin curi-curi waktu untuk ibadah ketika kerja. (*)
(Kisah Ramadan di Korea Selatan seperti yang dituturkan Agung Ariyanto kepada GenPI.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News