Ramadan di Korsel Kini Terasa Makin Nyaman, Sudah Boleh Tarawih

29 Maret 2022 11:00

GenPI.co - Tinggal di luar negeri memang tidak mudah, apalagi ketika menghadapi bulan suci Ramadan. Aku pun merasakan hal itu saat tinggal di Korea Selatan.

Oh, iya. Sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Agung Ariyanto. Aku kini tinggal di Kota Hwaseong, Gyeonggi Do, Korea Selatan.

Aku datang ke negeri gingseng ini untuk bekerja. Kini, aku sudah tiga tahun berada di sini.

BACA JUGA:  Puasa Ramadan di Australia, Aku Rindu Jajan Takjil Khas Indonesia

"Hmm, tak terasa aku sudah di Korea Selatan sejak 25 Maret 2019. Ini tahun dan Ramadan ketigaku di sini," gumamku

Ya, tinggal jauh dari rumah di Indonesia memang tidak mudah. Sebab, banyak hal berbeda yang mau tak mau harus menjadi kebiasaan baru.

BACA JUGA:  Islam Dihormati, Aku Merasa Beruntung Puasa Ramadan di Jepang

Meski demikian, aku beruntung sekali memasuki Ramadan tahun ini. Sebab, Korea Selatan tengah memasuki musim semi, sehingga waktu puasa tidak terlalu panjang.

Subuh di sini biasa pada rentang pukul 04.00-05.00 waktu Korea Selatan. Sementara itu, berbuka puasa sekitar pulul 19.00. Jadi, kami berpuasa kira-kira 14 jam.

BACA JUGA:  Ramadan di India, Getarannya Sungguh Luar Biasa!

Jika berkiblat dengan Indonesia, waktu puasa di Korea Selatan tidak terlalu berbeda jauh saat musim semi.

Ramadan terasa sangat berat saat terjadi pada musim panas. Waktu puasa di sini terasa panjang, bisa sampai 15 jam.

Selain itu, aku bersyukur bisa kembali menjalankan ibadah Ramadan di Korea Selatan. Aku kini bisa lebih tenang beribadah, karena seluruh masjid sudah diperkenankan untuk salat tarawih.

Akan tetapi, pandemi covid-19 masih menjadi halangan untuk setiap masjid dipenuhi orang yang ingin ibadah.

Masjid di seluruh Korsel baru bisa melaksanakan tarawih dan berkumpul maksimum 70 persen kapasitas pada Ramadan kali ini.

Ketika puasa, hal yang biasa terjadi di Indonesia adalah buka bersama alias bukber. Aku pun melakukan hal itu di negeri orang, tetapi hanya seminggu sekali saat akhir pekan ketika sedang libur.

Biasanya, warga Indonesia berkumpul di Masjid Darusalam Baran untuk bukber dan tarawih.

Kalau urusan sulit atau tidak, hal itu tentu bergantung pada penyesuaian dari apa yang aku biasa lakukan saat Ramadan di Indonesia.

Sebab, ibadah akan sedikit terganggu dengan skema baru bekerja di Korea Selatan.

Orang-orang Korea Selatan cenderung cerewet. Jadi, aku sebisa mungkin curi-curi waktu untuk ibadah ketika kerja. (*)

(Kisah Ramadan di Korea Selatan seperti yang dituturkan Agung Ariyanto kepada GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co