Cerita Horor: Nyaris Jadi Tumbal Proyek Bangunan, Tragis

30 Maret 2022 19:30

GenPI.co - Cerita horor yang pernah aku alami ini menyisakan ketakutan yang mendalam. Sebelum aku lanjutkan, perkenalkan, namaku Tri Widodo. 

Aku bekerja sebagai seorang tukang di proyek bangunan. Aku sering pindah kota untuk mencari proyek baru. 

Kejadian tragis yang hampir merenggut nyawaku itu terjadi saat aku ikut proyek bangunan di Jawa Tengah. Aku tak ingin menyebutkan daerah lengkapnya. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Gunung Pangrango: Menegur 3 Pendaki Tanpa Wajah

Awalnya, aku diajak bekerja oleh Sudarman. Dia merupakan orang yang baru aku kenal di warung makan. 

Aku percaya kepada Darman setelah diajak mengunjungi proyeknya di Jakarta Selatan. Proyek bangunan yang sangat megah. 

BACA JUGA:  Cerita Horor: Suara Tangisan Tengah Malam di Kontrakan

"Saya ada proyek lagi, di Jawa Tengah. Kamu ikut saya, ya," kata Darman. 

"Siap pak," jawabku. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Pendakian Gunung Buthak, Dengar Bisikan Gaib

"Soal gaji tenang saja, pasti lebih tinggi dari bayaranmu saat ini," jelasnya. 

Aku pun memutuskan berhenti dari proyek di Jakarta. Aku berangkat bersama Darman menuju Jawa Tengah. 

Darman sangat baik kepadaku. Saat berangkat, aku diberi uang Rp 500.000. 

"Buat pegangan," kata Darman. 

Aku pun menerima uang itu dengan senang hati. Lumayan, bisa ditabung untuk tambah beli ponsel. 

Aku cukup kaget saat tiba di lokasi proyek. Benar saja, proyek Darman ini memang luar biasa. 

"Besok kamu bisa langsung kerja," kata Darman. 

Singkat cerita, aku sudah bekerja di proyek Darman selama satu Minggu. Selama itu, Darman selalu perhatian kepadaku. 

Namun, perhatian Darman itu membuatku curiga. Pasalnya, dia tak melakukan hal yang sama kepada pegawai lainnya. 

"Apa maksud dari semua ini?" tanyaku dalam hati. 

Aku berusaha untuk selalu berpikir positif. Hal itu aku lakukan agar pekerjaanku bisa berjalan dengan baik dan benar. 

Suatu hari, Darman memintaku untuk menjaga material proyek yang baru datang. Namun, ada yang aneh dari permintaan Darman. 

"Kamu jaga di dalam bedeng (rumah darurat, red) kecil itu saja, jangan ke mana-mana," kata Darman. 

Adapun lokasi bedeng itu berada di samping gedung proyek bangunan. Aku pun mengiyakan permintaan Darman. 

Namun, aku merasakan perasaan yang tak biasa saat menjaga material proyek. Pikiranku ke mana-mana. 

Akhirnya, tanpa seizin Darman, aku keluar dari bedeng dan berjaga di luar proyek. Ternyata perasaanku memang benar. 

Tak lama setelah aku keluar, pelat besi berukuran besar menimpa dan menghancurkan bedeng tempatku berjaga tadi. 

Setelah kejadian itu, Darman datang ke proyek dan memarahiku. Dia marah karena aku tak menuruti perintahnya. 

"Kenapa kamu jaga di luar? Perintahnya, kan, di dalam bedeng. Kalau barang hilang, kamu tanggung jawab?" kata Darman. 

Mendengar hal itu, aku pun langsung mengajukan diri untuk berhenti dari proyek. Aku merasa bahwa kehadiranku di sini hanya sebagai tumbal proyek. 

Untung saja, aku cepat menyadarinya. Jika aku tetap berada di dalam bedeng, nyawaku akan melayang saat tertimpa pelat besi tersebut. (Cerita horor Tri Widodo seperti yang dituturkan kepada GenPI.co) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co