Cerita Horor di Curug Sawer Bogor, Diawasi Banyak Mata

17 April 2022 19:30

GenPI.co - Perkenalkan, namaku Hafit Abdullah. Aku akan membagikan cerita horor yang aku alami di Curug Sawer, Bogor, Jawa Barat. 

Awal cerita, aku pergi berkemah bersama seorang teman bernama Dendry. Kami berangkat dari Jakarta pukul 13.00 WIB. 

Perjalanan kami menuju Curug Sawer diiringi gerimis. Syahdu dan terasa menenangkan.

BACA JUGA:  Cerita Horor Bertemu Rombongan Wanita Baju Putih, Wajahnya Sedih

Kami berdua sampai di lokasi parkir Curug Sawer sekitar pukul 15.30 WIB. Cukup lama, karena beberapa kali kami harus berteduh. 

Tak ada penjaga di lokasi parkir Curug Sawer. Ada perasaan khawatir karena tak ada yang menjaga motor kami. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Masih Digemari Orang Indonesia, Kata Nessie Judge

"Insyaallah aman, Den," kataku. 

Kami berdua langsung menuju ke lokasi Curug Sawer. Kami menyusuri jalan setapak. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Diculik Hantu, Dibawa ke Kuburan Sangat Besar 

Kami juga melewati sawah dan menyeberang sungai. Perjalanan awal yang sangat menyenangkan. 

Setelah berjalan sekitar 15 menit, kami sampai di depan Curug Sawer yang cukup indah. Hanya ada kami berdua. 

Aku langsung mendirikan tenda tepat di depan Curug Sawer. Sementara Dendry sibuk membuat kopi dan roti bakar. 

Kami berdua menikmati pemandangan Curug Sawer ditemani kopi dan roti bakar. Nikmat dan menyenangkan hati. 

Waktu berlalu cukup cepat. Langit tak lagi cerah, gelap mulai menguasai. 

"Kok, aku merinding, Fit," kata Dendry. 

"Sama, aku juga," jawabku. 

Malam di Curug Sawer terasa sangat menyeramkan. Kami berdua waswas. 

Dendry pun mulai mengeluarkan kata-kata yang membuat suasana makin menakutkan. Dia mengaku melihat mata di atas pohon bambu. 

"Ada yang mengawasi kita, Fit. Ada banyak mata," kata Dendry. 

"Aku rasa juga begitu," jawabku. 

Dendry mendadak menatap mataku. Tatapannya tak nyaman  

Dia mengajakku untuk masuk ke dalam tenda. Aku mengiyakan permintaannya. 

Suara air yang jatuh terdengar makin kencang. Suara pohon bambu yang bergesekan membuat suasana mistis makin terasa.

Di dalam tenda, kami masih merasa diawasi banyak mata. Tentu hal itu sangat menakutkan, karena hanya ada kami berdua di Curug Sawer. 

Bulu kudukku mulai berdiri. Suara langkah kaki terdengar mendekati tenda kami berdua. 

"Coba lihat Den," kataku

"Nggak mau, aku takut," jawabnya.

"Sama, aku juga," jawabku. 

Tak lama, ada suara dari luar tenda. Dia meminta kami keluar.

Kami berdua merasa sedikit lega saat mendengar suara manusia. Orang itu ternyata warga sekitar. 

Dia meminta kami untuk memindahkan motor ke depan rumah Pak RT. Dia juga membawa beberapa orang yang ingin berkemah di Curug Sawer. 

Perasaan kami pun makin lega. Sebab, kami tak sendiri lagi di Curug Sawer. (Cerita horor Hafit Abdullah, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co