GenPI.co - Bali merupakan tujuanku untuk melepas stres dan menghindar dari segala masalah yang ada di Jakarta.
Di Bali aku bisa menemukan ketenangan jiwa dan raga. Sebotol alkohol dan hisapan tembakau menjadi temanku selama di Bali.
Aku pun sengaja ganti nomor ponsel agar tak ada yang mencariku. Sebulan lamanya aku tinggal di Bali.
Aku menyewa penginapan kecil yang nyaman dan dekat dengan alam. Segala kemewahan dan hiruk pikuk Jakarta aku tinggalkan.
“Tenang rasanya,” kataku sambil menghisap sebatang rokok, pagi itu.
Angin segar dan suara gesekan dedaunan menambah nyaman suasana.
Namun, entah kenapa, air mataku mengalir tanpa sengaja. Sambil menyesap sebatang rokok, aku pun menyeka air mataku.
Dalam kesendirianku, tiba-tiba teringat tunanganku yang kabur dengan wanita lain. Tanpa disadari, aku dan dia pernah berangan-angan ingin melangsungkan bulan madu ke Bali setelah kami menikah nanti.
Namun, harapan itu pun pupus. Riko, calon suamiku harus memilih wanita lain. Hatku telah hancur dibuatnya.
Sesekali, aku membayangkan indahnya, jika kami berada di tempat ini.
Air mataku pun mengalir deras dan makin sesak di dada.
Masih teringat jelas, apa yang Riko lakukan malam itu. Saat itu, aku sibuk mencarinya karena ada yang ingin dibahas untuk persiapan pernikahan kami.
Namun, aku malah menemukan benda-benda milik wanita lain di apartemennya.
Awalnya, aku masih percaya jika dia tidak selingkuh, tetapi akhirnya aku mengetahuinya setelah aku melihat dia bermesraan dengan wanita lain.
Aku curiga dan memasang kamera pengintai di salah satu sudut ruangan dan dugaanku benar.
Setiap malam, dia selalu membawa wanita lain yang tak aku kenal.
Melihatnya, hatiku menjadi hancur dan seketika aku menyudahi hubungan yang sudah lama terjalin. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News