GenPI.co - Halo, namaku Shelvya Apriyanti dari Sumedang. Saat ini, aku bersekolah di Nantong College of Science and Technology di China. Ini kisahku menjalani Ramadan di China.
Aku berangkat dari Indonesia sejak Oktober 2019. Sekarang, aku sudah menetap kurang lebih 2,5 tahun di China, tepatnya di Kota Nantong.
Aku kuliah di jurusan farmasi. Sekarang aku akan menceritakan kisahku pada Ramadan di China.
Di tempat ini, Muslim jadi salah satu agama minoritas. Aku bahkan jarang sekali menemui Muslim di kota ini, karena hanya ada satu masjid.
Suasana Ramadan di kota ini biasa aja. Sebab, pandemi ini Kota Nantong sedang tinggi.
Hal tersebut disebabkan oleh jarak kota tempat tinggalku yang berdekatan dengan Shanghai, sehingga Nantong juga terkena imbasnya.
Aku juga tidak bisa berkumpul dengan sesama Muslim di kota ini. Biasanya, aku hanya buka puasa bersama teman-teman kampus atau orang Indonesia yang ada di sini.
Sebab, di sini ada beberapa kampus yang ada mahasiswa asingnya juga.
Puasa di sini 14.5 jam, kami mulai puasa pukul 4 pagi sampai 18.30.
Aku pun kangen banget sama Indonesia, kangen parah.
Akan tetapi, aku merasa bersemangat lagi, karena akan pulang pada Juni-Juli depan ke Indonesia.
Alhamdulillah, aku sudah menyelesaikan kuliah D3 di sini, sehingga bisa pulang ke tanah air tanpa terbebani.(*)
(Kisah Ramadan di Qatar seperti yang dituturkan Luthfaldi Idfar kepada GenPI.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News