Cerita Horor Rintihan Mengerikan dari Headset, Ada Rasa Sakit

27 April 2022 19:30

GenPI.co - Sudah beberapa bulan belakangan aku selalu pulang larut malam dari kantor. 

Pola kerja yang dinamis, membuatku bisa masuk ke kantor jelang sore, di saat yang sama ketika kolega lainnya bergegas kembali ke rumah. 

Lantaran masuk petang, aku harus menghabiskan sepanjang malam mengerjakan tugas dan baru kembali ketika hari telah berganti. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Terjebak di Lift Bersama Arwah Penasaran, Menakutkan

Kantorku berada di kawasan Selatan Jakarta, bertempat di sebuah gedung 11 lantai yang megah. 

Jarak antara kantor dan kediamanku yang berada di kawasan pinggiran Jakarta kurang lebih 27 kilometer. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Kesurupan di Kolam Angker, Penunggu Minta Nyawa

Aku biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam untuk menempuh jarak tersebut dengan motor skuterku. 

Namun, saat kembali dari kantor, waktu tempuh bisa berkurang setengahnya. 

BACA JUGA:  Cerita Horor Sumur Angker di Rumah Nenek, Ada Kepala Jatuh 

Jalanan yang lengang membuatku mampu memacu kendaraan roda 2 itu hingga batas maksimalnya. 

Aku selalu mendengarkan musik melalui headset ketika menyusuri jalan menuju rumah. 

Rasanya mengasyikan melintasi jalan lengang dalam suasana temaram. 

Ada kenikmatan tersendiri berkendara sendiri dalam sunyi ditemani playlist lagu andalan yang memanjakan telinga. 

Deretan lagu dalam playlist punyaku terdiri dari tembang-tembang lawas dari era awal 2000-an.

Jenis lagu yang ngetren di masa remajaku, jadi aku hafal sebagian besar liriknya. 

Namun, aku merasakan kejanggalan pada sebuah lagu yang dibawakan sebuah kelompok band asal Denmark. 

Pasalnya, sayup-sayup aku mendengar, seperti suara rintihan tangisan yang melatari lagu itu. 

Aku sampai bergidik ketakutan dan menghentikan laju motorku kemudian menepi. 

Setelah itu, spontan aku menekan tombol pada kabel headset untuk menghentikan putaran lagu. 

Suara rintihan itu pun ikut berhenti. 

Aku melihat ke sekeliling, suasana seperti malam-malam sebelumnya, lengang dan lampu jalan dengan pijar kuning menerangi aspal. 

Perasaanku tentu saja campur aduk, antara penasaran dan kecut karena takut.

Sejenak kemudian, aku mulai menekan tombol play dan melanjutkan mendengar lagu. 

Mula-mula tidak ada yang janggal, tetapi sayup rintihan itu terdengar kembali. 

Suaranya seperti tangis karena kesedihan yang mengendap, membangkitkan nuansa yang kelam lagi menakutkan.

Otakku seketika memvisualisasikan sesosok bergaun putih lusuh dengan rambut panjang menutupi punggung. 

Memikirkan hal itu, membuatku seketika menjadi gentar. 

Aku jadi urung melanjutkan berkendara, terpaku di tepi jalan sambil mereka-reka maksud dari semua itu. 

Helmku lepas lalu mencabut perangkat microphone itu dari telinga. 

Suara malam seketika menyerbu masuk tanpa ada suara rintihan. 

Aku hanya mendengar deru kendaraan dari kejauhan. 

Seingatku, lagu ini menjadi salah satu yang selalu aku dengar saban malam ketika pulang kantor. 

Namun, tidak pernah sekalipun aku mengindrai sayup rintihan sebagaimana yang aku alami malam ini. 

Rasanya aneh, membuat nada-nada pada tembang itu ikut sumbang, lirih, seolah ada rasa sakit yang dalam lantaran hati baru dihunus belati. 

Apakah rintihan menakutkan itu datang dari dimensi lain dunia ini dan terpatri begitu saja dalam lagu itu atau hanya sekadar anomali digital yang sebenarnya bisa dijelaskan secara logis? 

Setelah tafakur berapa lama, aku memutuskan melanjutkan perjalanan tanpa diiringi musik. 

Throttle gas kuputar, membuat mesin skuter meraung membawaku menembus pekat dini hari dengan 1001 pertanyaan di kepala. (Cerita horor Adira Fairuz, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co