GenPI.co - Perkenalkan, namaku Deno Darmawan. Aku akan membagikan cerita horor yang masih membuatku merinding saat mengingatnya.
Awal cerita, aku merasa sangat bosan. Aku pun pergi keliling kota menaiki skuter kesayanganku pada malam hari.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB. Keadaan jalan sangat sepi dan dingin sekali.
Tak lama berkendara, hujan turun sangat deras. Aku pun langsung mencari tempat berteduh.
Sambil menunggu hujan reda, aku membuka ponselku. Namun, saat itu tidak ada sinyal.
Ponsel kembali masuk kantong. Aku menunggu hujan reda dengan sabar tanpa melakukan apa-apa.
Saat aku menoleh ke jalan, tiba-tiba saja ada sinar terang yang menyorot langsung ke mataku. Silau, aku tidak bisa melihat beberapa detik.
Saat penglihatanku mulai baik, aku kaget saat melihat seseorang perempuan yang ikut berteduh. Dia ada tepat di sampingku.
Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada wanita tersebut.
"Mbak, dari tadi ada di sini?” tanyaku..
Perempuan itu hanya terdiam dan tidak membalas pertanyaanku. Tatapannya kosong.
Namun, sesaat setelah aku bertanya, perempuan tersebut menoleh ke arahku. Tatapan matanya berubah jadi tajam.
Matanya yang tajam dan menyeramkan tidak berkedip sekali pun. Dia terus menatapku.
Aku mulai curiga dan takut dengan perempuan ini. Keadaan jalan juga makin sepi.
Situasi menjadi sangat tak enak. Aku pun memutuskan untuk pergi dan menerobos hujan.
Namun, mendadak perempuan itu menarik jaketku. Aku makin ketakutan, karena dia hanya diam seperti patung.
Aku berusaha untuk melepaskan tangannya dari jaketku. Saat aku memegang tangannya, terasa sangat dingin, seperti es batu.
Aku makin ketakutan. Aku pun ingin segera kabur dengan menaiki motorku.
Saat hendak menaiki motor, cengkeraman tangan perempuan itu makin kuat. Aku tidak bisa meloloskan diri.
Mendadak, di sekeliling tempatku berteduh berubah menjadi kuburan. Ada banyak sekali batu nisan.
Aku makin gemetar dan lemas. Dalam hati aku hanya bisa meminta pertolongan kepada Tuhan.
Sambil membaca doa, aku terus berusaha melarikan diri. Namun, perempuan itu mendadak menjadi banyak dan mengerumuni aku.
Tanpa aku sadari, air hujan yang turun membasahi jalan aspal berubah menjadi genangan darah. Aku langsung tak sadarkan diri.
Setelah itu, aku terbangun saat adzan Subuh berkumandang. Aku masih di tempat yang sama, tetapi kuburan yang aku lihat sebelumnya sudah tak ada.
Setelah mengalami hal tersebut, aku pun pulang dengan hati bergetar tidak percaya. Sampai hari ini, kenangan tersebut tidak bisa aku lupakan. (Cerita horor Deno Darmawan, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News