Terpaut 20 tahun, Janda Molek Berhasil Luluhkan Hatiku

22 Mei 2022 19:40

GenPI.co - Perkenalkan namaku Rio Prasetyo. Umurku 22 tahun dan saat ini sedang duduk di bangku perkuliahan di salah satu kampus di Jakarta Pusat.

Meskipun masih menjalani perkuliahan, aku punya bisnis sampingan yang pendapatannya cukup untuk membayar semua biaya kuliah selama ini. Bahkan, masih ada sisa untuk aku gunakan bersenang-senang.

Layaknya pemuda seumuranku, aku bermain aplikasi kencan sejak menjadi mahasiswa.

BACA JUGA:  Aku Pasrah Rahasiaku Dibongkar Bapak Mertua

Beberapa kali aku berkomunikasi hingga berkencan dengan wanita dari aplikasi tersebut, tetapi tidak ada yang cocok.

Hingga akhirnya aku bertemu Ratna Dewi, seorang wanita yang mampu mengambil hatiku.

BACA JUGA:  Gelisah di Rumah Mertua, Aku Dibikin Nyaman sama Kakak Ipar

Yang menjadi permasalahan ialah perbedaan umur kami yang cukup jauh, yakni 20 tahun.

Ya, Ratna berusia 42 tahun dan merupakan seorang janda.

Mantan suaminya berkali-kali selingkuh dan akhirnya Ratna menuntut cerai pada bulan keenam pernikahan mereka.

Awalnya aku juga ragu untuk melanjutkan hubungan dengannya, karena aku tahu pasti keluarga akan banyak bertanya dan bahkan mungkin menentang, teman-teman juga pasti akan rewel dan pandangan banyak orang terhadap hubungan kami akan sangat melelahkan.

Namun, rasa cintaku sudah terlalu besar sampai tidak peduli lagi dengan pandangan orang lain.

Setelah satu tahun menjalani hubungan yang cukup berat, aku menetapkan hati dan yakin untuk membawanya ke jenjang yang lebih serius.

Sebelum itu, tentunya aku meminta izin terlebih dahulu ke kedua orang tuaku.

“Ma, aku tahu mungkin mama kurang setuju dengan hubunganku dan Ratna, tetapi aku sudah yakin seratus persen dan minggu depan akan melamarnya, ma,” ujarku ke mama.

“Kalau memang kamu sudah memikirkan dengan baik dan sudah yakin, tidak perlu pedulikan kata-kata orang lain. Mama juga hanya mengharapkan kamu bahagia, nak,” jawab mama.

Aku memeluk mamaku erat dan kami menangis bersama selama beberapa saat.

Setelah itu aku langsung pergi membeli cincin untuk melamar Ratna. Aku pulang dengan sebuah cincin dengan bongkahan berlian di atasnya yang sangat mengkilap.

Hari Sabtu, aku datang ke rumah Ratna. Saat dia membukakan pintunya, aku langsung berlutut dan mengeluarkan cincin yang sudah kusiapkan sebelumnya.

“Ratna, aku tahu ini akan menjadi hubungan yang tidak mudah, tetapi apakah kamu mau mendampingiku sampai ajal memisahkan kita?” ujarku seraya menyodorkan cincin itu.

Ratna terdiam, raut wajahnya terlihat terkejut dan tak bisa berkata apa-apa. Setelah kurang lebih satu menit terdiam menatapku, air mata menetes dari kedua matanya.

Dia hanya bisa mengangguk dan memasukkan cincin yang aku pegang ke jari manisnya.

Aku berdiri dan langsung memeluknya erat.

Dua tahun berselang, kini kami hidup bahagia bersama dengan buah hati yang memiliki wajah cantik persis seperti ibunya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co