GenPI.co - Cerita horor ini terjadi saat aku baru saja pindah rumah ke Jawa Tengah.
Aku pindah rumah karena mendapat proyek kerjaan di salah satu perusahaan di sana.
Sebelum terlalu jauh, perkenalkan, namaku Galih Sutrisno.
Aku menyewa salah satu rumah yang berada di ujung desa, lokasinya cukup jauh dari jalan raya.
Kondisi rumah masih bagus, perabotannya juga lengkap.
Harga sewanya pun sangat murah, jauh berbeda dengan rumah lainnya.
"Beruntung aku dapat rumah ini," kataku dalam hati.
Hamparan sawah dan pohon rindang membuat suasana di sekitar rumah sangat menyenangkan.
Namun, suasana itu berubah menjadi mencekam saat malam hari.
Jalanan desa yang belum ada lampu membuat suasana jadi menyeramkan.
Suasana jadi makin tak karuan saat aku mendengar suara tangisan di atas pohon.
Letak pohon itu berada tepat di samping rumah sewaku.
Aku memberanikan diri untuk melihat ke atas pohon.
Benar saja, aku melihat seorang perempuan berambut panjang sedang menangis di atas pohon.
"Kuntilanak," kataku dalam hati.
Aku langsung membaca doa di dalam hati dan perlahan menjauh.
Namun, suara tangis itu berubah menjadi tawa.
"Mau ke mana, mas," kata perempuan itu.
Mendengar hal itu, aku langsung masuk ke dalam rumah.
Suara tawa dan tangis kuntilanak itu tak berhenti.
Malam pertamaku di rumah sewa penuh dengan teror kuntilanak.
Suara kuntilanak itu baru berhenti saat azan Subuh mulai berkumandang.
Tak lama setelah itu, aku pun langsung mengemasi barang dan keluar dari rumah itu. (Cerita horor Galih Sutrisno, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News