GenPI.co - Hai, perkenalkan, namaku Rizky Yudistira. Cerita horor ini baru saja aku alami.
Awal cerita, aku pergi ke Puncak, Bogor, Jawa Barat. Aku berangkat bersama kekasihku, Leona.
Kami sampai di Puncak sekitar pukul 15.00 WIB. Leona merengek minta foto di kebun teh.
Dengan senang hati, aku pun mengantarkannya. Leona terlihat sangat bahagia.
"Terima kasih sudah mau direpotkan," kata Leona.
"Untukmu, tak apa," jawabku.
Puas bermain di kebun teh, Leona kembali merengek. Dia ingin makan mi di warung Puncak Pas.
Tentu aku mengiyakan permintaannya lagi. Kami juga bisa sembari istirahat di sana.
Tak terasaa, waktu begitu cepat saat bersama Leona. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB.
Kami pun memutuskan untuk pulang. Di perjalanan, Leona kembali merengek.
Dia memintaku berhenti di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Saat sampai, dia langsung menuju ke toilet.
"Tunggu di sini," kata Leona.
"Siap laksanakan," jawabku.
Aku menunggu Leona di tempat parkir. Dia sangat lama.
Merasa ada yang tak beres, aku pun menyusulnya ke toilet. Semua pintu tertutup.
Mendadak, satu pintu toilet terbuka. Keluar seorang perempuan memakai baju putih dengan rambutnya yang panjang.
"Kuntilanak," kataku dalam hati.
Kuntilanak itu melihat ke arahku. Wajahnya penuh darah dan senyumnya sangat menakutkan.
Aku langsung membaca doa yang aku bisa. Kuntilanak itu menunjukkan senyumnya yang menyeramkan lagi.
Aku pun langsung memejamkan mata. Saat membuka mata, Leona mendadak sudah ada di depanku.
"Ada apa?" kata Leona.
"Tidak ada apa-apa," jawabku.
Aku menyimpannya sendiri. Aku tak mau Leona takut.
Dalam perjalanan pulang, senyuman kuntilanak itu masih saja terbayang. Untung saja Leona terus mengajakku bicara.
Sejak saat itu, aku tak berani lagi pergi ke toilet sendiri. Di mana pun itu. (Cerita horor Rizky Yudistira, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News