Bidadari Malang Memikat Hatiku, Cantiknya Bikin Mama Suka

23 Juni 2022 20:05

GenPI.co - Nama dia Arini Sukmawati. Aku sendiri lebih suka menyebutnya Bidadari Malang.

Ya, saking cantiknya aku tak kuasa bila menyebutnya hanya sekadar berparas ayu. Dia mesti disebut Bidadari Malang. Sesuai dengan kota kelahirannya.

Aku adalah pacar pertama dia. Setidaknya, dia bilang begitu kepadaku.

BACA JUGA:  Nikmatnya Durian yang Dibelah Bapak Kost, Stres Langsung Hilang

Awalnya aku tak percaya. Sebab, bagaimana mungkin bidadari menjomblo begitu lama?

Namun, pelan-pelan aku mulai yakin bahwa dia memang nol dalam hal asmara.

BACA JUGA:  Aku Tumbang di Kamar, Bapak Kost Datang Bawakan Vitamin

Hari ini, Bidadari Malang itu akan menemui mamaku.

Kami sudah berpacaran selama tiga tahun. Sudah waktunya bagi kami untuk membuat jalinan asmara ini lebih serius.

BACA JUGA:  Suami Pulang Larut Malam, Papa Mertua Makin Sayang

"Aku cantik enggak, Yang?" Bajunya cocok enggak?" kata dia.

"Kamu bukan cantik lagi. Kamu sudah bidadari," ucapku.

Seketika punggung ini digaplok olehnya. Kalau didengar dari suaranya, aku rasa punggungku sudah ada cap lima jari.

"Aduh," kataku.

"Gombal terus enggak bosen-bosen," kata dia.

Seusai berberes, kami lantas menaiki mobil dan menuju rumahku.

Kami tinggal di kota dan untuk menuju ke rumah orang tuaku, kami harus menempuh berjalanan sekitar tiga jam.

Jujur, perjalanan menuju rumah orang tuaku tak pernah begitu deg-degan.

Namun, kala itu rasanya sungguh berbeda.

Suara musik The Adams yang kami dengarkan di mobil tak mampu menahan gejolak hati.

Tiga jam perjalanan sebenarnya cukup jauh. Walakin, tanpa terasa aku sudah sampai ke rumah dengan begitu cepat.

Aku masuk ke rumah dan memperkenalkan Arini.

Tak butuh lama buat Arini beradaptasi. Dia dengan cepat akrab dengan mamaku.

Ah, rasanya enggak bisa digambarkan. Dua bidadariku saling mengobrol banyak hal.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB.

Kami pun pamit pulang.

Sebelum pulang, aku sempat masuk ke rumah mengambil dompet yang hampir ketinggalan.

Di dalam kamar, mama muncul di belakangku.

Dia lantas tersenyum kepadaku.

"Mama suka sama calonmu. Dia cantik dan kayaknya orangnya baik," kata mama.

Aku pun mengangguk dan tersenyum.

Sepanjang perjalanan, lagu-lagu romantis mewarnai momen kami pulang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co