Ibu Kost Terus Memaksa, Aku Sampai Lelah Didesaknya

30 Juni 2022 22:10

GenPI.co - Perkenalkan namaku Deren. Aku merupakan mahasiswa akhir di salah satu universitas swasta terbesar.

Aku kini harus pindah indekos karena tempat yang lama sudah tidak sanggup bayar.

Maklum, aku kini harus membiayai adik di kampung sehingga pengeluaran bulanan dipotong untuk biaya sekolah.

BACA JUGA:  Bapak Kost Mencicipi Punyaku, Katanya Nikmat

Meski demikian, aku berusaha untuk tetap bisa melanjutkan studi yang hanya tinggal setengah tahun.

Aku pun memutuskan untuk tinggal di indekos yang agak jauh dari kampus.

BACA JUGA:  Sifat Bapak Kost Mirip Ayahku, Rinduku Terbayar Lunas

Sebab, biasanya lokasi itu tidak begitu mahal.

"Dengan biaya Rp 600 ribu per bulan, semoga aku bisa bertahan," pikirku.

BACA JUGA:  Pesona Bapak Kost Bikin Hati Bergetar, Nggak Sabar Ingin Pulang

Setelah pindah ke tempat baru, aku berusaha untuk akrab dengan ibu kos yang bernama Rahayu.

Aku pikir hal tersebut harus dilakukan agar perjalanku lancar tinggal di sini.

"Saya nanti pulang malam, bu. Ibu minta dibawakan sesuatu, kah?" ujarku.

"Ah, tidak perlu Deren. Yang penting kamu bawa kunci saja, ya, agar tidak merepotkan orang lain," sahutnya.

"Oh, iya, besok sudah tanggalnya bayar kos. Kamu jangan lupa," tambahnya.

"Waduh, belum juga harinya, aku sudah ditagih bayar. Gimana kalau telat, ya?" kataku.

Ketakutanku benar terjadi karena ibu kost kerap masuk kamar untuk menagih bayaran.

Aku memang sudah telat seminggu tidak bayar sehingga ibu kos kerap mengingatkanku.

Alasanku belum bisa bayar ialah karena uang bulanan aku berikan semuanya kepada adikku.

Aku sudah berusaha bilang kepada ibu kos terkait masalah keluargaku.

Namun, ibu kos tidak mau tahu dan meminta bayarannya segera dilunasi.

"Saya tidak bisa berpikir jernih, apakah kamu akan kabur? Saya rasa bisa saja. Jadi, segera lunasi,ya," kata dia.

"Iya, bu. Besok atau lusa, ya," jawabku.

Jujur saja ketika ditagih bayar kos, aku selalu pusing karena tidak tahu harus membayar menggunakan uang dari mana.

Oleh karena itu, aku mencoba pinjam uang kepada teman-teman.

Akan tetapi, uang pinjaman itu tidak bisa menutupi semua bayaran indekos.

Aku bahkan mengurangi porsi makan sehari-hari.

Akibatnya, aku sering lemas karena kelaparan.

"Maaf bu saya belum bisa bayar karena sedang sakit. Mungkin, ibu bisa datang lagi besok," kataku.

"Tidak bisa nak. Kamu harus bayar sekarang atau harus pindah besok," jawabnya.

Mendengar hal itu, aku pun makin pusing hingga lemas karena tidak tahu harus ke mana.

Aku pun meminta keringanan dengan membayar setengah untuk sewa indekos.

Pada akhirnya, aku pun mendapat keringan tersebut karena ibu kos datang ke kamar dan melihat keadaanku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co