Sedih, Pernikahanku Batal Gara-gara Pelakor

16 Juli 2022 08:30

GenPI.co - Hai, namaku Dewi Amalia. Ini adalah kisah menyedihkan yang aku rasakan tepat satu tahun yang lalu.

Sebuah kisah tentang bagaimana cinta yang terjalin antara dua insan manusia berakhir begitu saja, beberapa saat sebelum mengikat janji suci.

Pada pertengahan tahun lalu, aku dan pacarku yang bernama Rio Sutanto sudah yakin untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

BACA JUGA:  4 Sifat Pelakor yang Paling Ekstrem, Nomor 2 Kelewat Batas

Selama tiga bulan kami berkeliling mencari-cari gedung, vendor, catering, wedding organizer, dan lainnya yang berkaitan dengan pernikahan.

Cukup lelah tiap minggu harus berkeliling mencari-cari. Akan tetapi, demi berlangsungnya pernikahan yang sesuai dengan yang kami inginkan, mau tidak mau aku jalani itu semua.

BACA JUGA:  Selain Materialistis, Pelakor Rupanya Punya 4 Sifat Tak Tahu Malu

Aku tak mau pernikahan yang hanya akan dilakukan sekali seumur hidup berjalan tidak sesuai dengan yang aku inginkan.

Setelah berbulan-bulan, akhirnya kami mantap menentukan semuanya. Sisanya, tinggal menjalankan pernikahan tersebut.

BACA JUGA:  4 Sebab Pria Selingkuh dengan Pelakor, Berawal dari Aplikasi

Satu minggu sebelum hari pernikahan, tiba-tiba aku mendapat pesan dari nomor yang tidak kukenal.

Aku buka pesannya tanpa ada rasa curiga sama sekali. Sungguh kaget diriku saat membaca pesan tersebut.

“Hai, Dewi. Kamu tidak tahu aku, tetapi aku tahu kamu. Selama ini, Rio calon suamimu itu terus berhubungan denganku. Maaf aku memberitahu sekarang, hanya tidak ingin kamu kecewa setelah menikah nanti,” tulis orang tersebut.

Aku tak mau ambil pusing dan tidak menghiraukan pesan tersebut karena aku yakin Rio bukan orang yang seperti itu.

Sepuluh menit kemudian, pelakor tersebut kembali mengirimkan pesan.

“Mungkin kamu tidak percaya, tapi aku ada buktinya,” tulisnya.

Bersamaan dengan pesan tersebut, terkirim pula sebuah foto. Tubuhku langsung lemas saat melihat foto Rio sedang berduaan bersama seorang wanita di kasur.

Aku hanya bisa terdiam beberapa saat, air mata mengalir deras setelah itu.

“Bagaimana mungkin Rio melakukan itu? Kami sudah pacaran selama delapan tahun. Sejak kapan dia melakukan itu?” bermacam-macam pertanyaan timbul di otakku.

Setelah itu, aku menghubungi Rio untuk mengajaknya bertemu keesokan harinya.

Saat bertemu, aku langsung menunjukkan pesan dari orang tak dikenal itu.

Rio hanya bisa terdiam, wajahnya pucat dan kaget. Dia hanya meminta maaf sambil menggenggam tanganku.

“Aku maafkan, tetapi pernikahan kita batal. Kepercayaanku sudah kepadamu sudah hilang,” ujarku seraya bangkit dari kursi dan berjalan pergi meninggalkannya.

Aku sempat menoleh ke arahnya dan terlihat Rio hanya menunduk dan termenung.

Hingga saat ini, aku masih belum bisa membuka hatiku kepada pria lain. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co