Puluhan Tahun Berteman, Kami Akhirnya Mengikat Janji Suci Selamanya

17 Agustus 2022 06:50

GenPI.co - Hai, perkenalkan, namaku Andi Jacob Emmanuel. Ini adalah kisah tentang perjalanan cintaku dengan sahabatku sejak kecil.

Namanya ialah Shereen Hervita Queena. Parasnya cantik dengan rambut hitam lebat dan hidungnya yang mancung.

Tubuhnya tinggi layaknya model. Dia bahkan lebih tinggi sekitar tiga sentimeter dariku.

BACA JUGA:  Bertahan LDR 5 Tahun, Aku Mendadak Diputusin Kekasih

Tak hanya kami, kedua orang tua kami juga merupakan teman dekat dan tinggalnya di satu komplek yang sama.

Rumah kami bersebelahan dan kami selalu berangkat sekolah bersama sejak dahulu. Kami sangat dekat dan kebanyakan orang menganggap kami berpacaran.

BACA JUGA:  Sungguh Miris, Aku Rela Terjebak Friendzone Demi Dia

Meski demikian, hubungan kami tidak lebih dari sahabat sejak kecil. Shereen didekati banyak pria sejak masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tidak kaget, parasnya yang menarik bak model tersebut tentunya menarik hati para pria yang melihatnya.

BACA JUGA:  Berharap Sahabat Jadi Cinta, Ternyata Hanya Sekadar Angan

Namun, perjalanan cintanya bisa dibilang tidak semulus itu. Dia pernah berpacaran lima kali dan semuanya tidak lebih dari tiga bulan.

Sedangkan aku, sama sekali tidak pernah berpacaran dan hanya sempat dekat dengan beberapa wanita saja.

“Andi, kalau sampai umur 30 kita belum mendapatkan pasangan yang tepat, kita menikah saja, yuk,” guraunya sambil tertawa.

“Deal,” ujarku sambil tertawa dan bersalaman dengannya.

“Lagipula kita sudah kenal sejak lama, dua puluh tahun lebih kita temenan, Ndi,” tambahnya.

Aku tidak terlalu menganggap serius pembicaraan tersebut. Pasalnya, aku sama sekali tidak pernah memikirkan akan menjalin hubungan lebih dari sahabat dengan Shereen.

Hingga pada suatu hari, tepat di ulang tahun ke-30 Shereen, dia kembali menyinggung pembicaraan kami beberapa tahun lalu itu.

“Ndi, masih ingat pembicaraan kita waktu itu di mobil beberapa tahun lalu?” tanya Shereen.

“Hmm… Tentang pernikahan itu?” jawabku.

“Iya, sekarang sudah umur 30, kan. Jadi? Bagaimana janji kita itu?” ujarnya sambil menatap mataku.

“Yuk,” jawabku singkat tanpa berpikir panjang.

Jangan tanya mengapa aku langsung mengiyakan itu karena aku sendiri juga tidak mengerti.

Tiga bulan setelah itu, kami langsung melakukan pernikahan dan saat ini sudah dikaruniai dua anak. Satu laki-laki dan satu perempuan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co