GenPI.co - Perkenalkan, namaku Keren. Seorang gadis yatim yang dibesarkan orang tua tunggal hingga usiaku menginjak 10 tahun.
Ini adalah kisahku beberapa tahun lalu. Masa lalu mampu membentuk karakter seseorang, ya, begitu juga dengan aku.
Malam itu hujan turun dengan sangat deras. Rasa takutku kembali menghantui, sehingga aku terjaga hingga pagi.
Sejak kecil, aku selalu mendapatkan perhatian yang cukup, dari ibuku dan kekasihnya yang selalu berganti.
Dalam setahun aku bahkan bisa diperkenalkan dengan dua pria sekaligus. Tentunya, hal ini tidak bisa aku ceritakan pada masing-masing orang baru tersebut.
Ibu selalu mengancam aku bila membocorkan rahasianya. Katanya, aku kan dikirimkan ke panti asuhan, sehingga tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak.
Ayah meninggalkan kami akibat kecelakaan mobil ditengah lebatnya hujan.
Sebuah truk besar menghantam mobilnya hingga hancur parah dan ayahku tak bisa selamat.
Semenjak kejadian itu, ibu sempat stres dan bahkan tidak jarang berusaha untuk mengakhiri hidup.
Namun, dirinya kembali bangkit setelah mendapatkan perhatian dari orang yang dia sebut kekasihnya.
Seiring bertambahnya usia, aku mulai terbiasa hidup mandiri walau masih tinggal satu rumah bersama dengan ibu.
Bahagianya ibu bisa kembali tersenyum dan tertawa menerima kasih sayang dari orang yang tulus mencintainya.
Tapi tidak denganku. Ibu tidak benar-benar memenuhi janjinya.
Setelah menemukan pria beristri dan memiliki dua orang anak, ibu mengirim aku ke panti asuhan dengan alasan wajahku yang mirip dengan ayah.
"Karen, kamu senang kalau melihat ibu bahagia, kan? Rasanya lebih baik kamu di sini, karena memandang wajahmu selalu terbayang alm ayah dan itu membuat ibu sakit," ucap ibu, sebagai pesan terakhirnya saat mengantarkan aku ke panti asuhan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News