GenPI.co - Perkenalkan, namaku Melissa, seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan di Jakarta.
Ini adalah kisah horor yang pernah kualami dua tahun lalu. Saat itu, aku sedang reuni teman sekolah di sebuah villa di Puncak, Jawa Barat.
Aku tidak pernah mengalami hal menyeramkan sebelumnya. Aku juga tidak punya indera keenam.
Singkat cerita, aku dan teman sekolah menginap dua malam di vila itu. Penginapan tersebut berada di tengah desa sepi.
Saat aku mandi di malam terakhir, kejadian seram itu datang. Awalnya, aku merasa biasa saja. Namun, keran airnya mendadak berhenti.
Saat itu, rambutku penuh dengan busa sampo. Aku mencoba teriak tetapi tak ada satu pun yang mendengar.
"Andis? Andis? Tolong gue, dong. Air mati, nih!," teriakku dari dalam kamar mandi memanggil seorang teman.
Tidak ada yang menjawab, aku pun menggedor pintu kamar mandi sambil menutup mata.
"Ahhhhhh.....," aku mendengar suara teriakan teman-temanku.
"Kenapa? Ada apa?," tanyaku.
Tak ada yang menjawabku dan aku sangat khawatir saat mendengar teriakan itu.
Aku pun langsung mengusap mataku yang mulai perih karena busa di rambut mulai turun.
"Ahhhhh... tolong!!!!!" teriakku histeris.
Tidak lama kemudian, Andis menggedor pintu dan anehnya air keran langsung menyala. Tak hanya itu, lampu pun ikutan menyala.
Aku buru-buru membuka pintu kamar mandi dan meminta Andis untuk menungguku hingga selesai mandi.
Aku pun bertanya kepada Andis mengapa mereka semua berteriak. Namun, Andis mengaku tidak ada hal aneh seperti yang aku dengar.
"Nggak ada (teriakan, red). Gue dan yang lain asyik baberque-an di taman, kok," jawab Andis.
"Tapi...," saat aku mulai mencoba berbicara.
"Lo kenapa, sih? Gue dan yang lain enjoy di bawah. Eh, gue denger lo teriak kencang banget," jelas Andis.
Aku pun tak berani menceritakan kejadian aneh itu kepada mereka. Namun, setibanya kami di Jakarta, aku menceritakan semuanya.
"Kemarin, saat mati lampu di villa gue dengar kalian teriak," kataku.
Mereka pun bingung karena tidak ada yang mati lampu saat menginap.
"Gue panik dan langsung mencoba menghilangkan busa dan melihat sosok aneh. Matanya dan baju yang dipakai merah," jelasku.
Mereka kembali tak percaya dan mencoba untuk berpikiran positif dengan mengatakan tidak ada hal aneh.
"Semua baik-baik saja. Mungkin ini halusinasi lo. Banyak berdoa, ya," saran Andis kepadaku.
Aku pun memilih bungkam karena tidak ada yang mempercayaiku. Hingga kini, aku mash berusaha melupakan kisah seram itu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News