Kisah Horor: Hantu di Kantor Berjalan di Sampingku

26 Desember 2022 21:00

GenPI.co - Kisah horor yang kualami selalu membuatku merinding. Aku sering teringat dengan jelas saat hantu berjalan di depanku.

Namaku Wahyu. Aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Kantorku berada di Jakarta Selatan.

Banyak yang mengatakan kantorku angker. Teman-temanku mengaku pernah melihat hantu di kantor.

BACA JUGA:  Tertunda 12 Tahun, Film Horor Mendiang Ashraf Sinclair Segera Tayang

Wujudnya bermacam-macam. Linda mengaku pernah melihat wanita bergaun putih berjalan di lorong.

Asri pernah melihat anak kecil berlarian di ruang tengah. Ardi pernah mendengar suara cekikikan.

BACA JUGA:  Kisah Horor: Aku Ditelepon Teman yang Sudah Meninggal

Dia bahkan sampai tidak berani bekerja sendirian di kantor hingga tengah malam.

Namun, aku tidak peduli dengan semua omongan itu. Aku selalu percaya satu hal. Jika aku tidak mengganggu, mereka tak akan mengusikku.

BACA JUGA:  Kisah Horor: Wanita Tanpa Kaki Menatapku Tajam

Malam itu aku lembur di kantor. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:00 WIB. Aku masih di ruang tengah.

Di pantry ada Ridwan. Di ruang rapat masih ada Bayu dan Galang. Mereka sedang menyelesaikan tugasnya.

Ruang bagian keuangan juga masih ada orang. Aku merasa tidak akan ada apa-apa. Namun, tiba-tiba bulu kudukku meremang.

Aku merasa suasana di kantor tiba-tiba hening. Padahal, tidak ada orang yang keluar ruangan.

Aku merasa aneh. Kenapa tiba-tiba hening? Aku mencoba cuek. Kucurahkan semua konsentrasiku ke pekerjaanku. Ridwan keluar dari pantry. Dia langsung menonton televisi.

“Minta tolong beliin rokok, dong,” ujarku.

Ridwan langsung berangkat. Aneh. Aku merasa suasana tiba-tiba sangat tidak mendukung. Sepertinya sangat mencekam.

“Gue pulang dulu, Mas,” Bayu pamitan.

Aku melambaikan tangan. Hanya ada aku dan Galang. Galang masih di ruang rapat. Aku tetap di ruang tengah.

Tiba-tiba aku mencium bau wangi. Aku menoleh. Kucari sumber bau wangi itu. Bau yang aneh. Kantorku tidak pernah menggunakan wewangian seperti itu.

“Sisanya buat beli mie tadi,” Ridwan menyerahkan rokok pesananku, lalu membuat mi goreng di pantry.

Konsentrasiku pecah. Aku sudah tidak bisa mencurahkan fokusku. Aku mengajak Galang turun.

“Ngerokok, yuk,”

Galang mau. Kami segera turun. Aku dan Galang menunggu di depan lift. Tiba-tiba ada hantu berjalan dari lorong ke kamar mandi.

Deg. Jantungku seperti berhenti. Bulu kudukku berdiri. Aku tidak berani menoleh lagi. Ketika pintu lift terbuka, aku langsung bergegas masuk.

“Kamu tadi lihat nggak?” tanyaku saat kami sudah di parkiran.

“Udah biasa. Banyak yang udah lihat, kok,” kata Galang.

“Sialan,” ujarku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co