Untuk Kamu yang Selalu Kurindu, Aku Mencintaimu

19 Januari 2023 23:30

GenPI.co - Jarum jam sudah menunjukkan pukul 23:35 WIB. Hari sudah hampir berganti. Aku masih duduk di meja kerjaku.

Masih ada beberapa tugas yang belum kuselesaikan. Aku harus segera merampungkannya.

Telepon selulerku berbunyi. Ada panggilan masuk. Aku membiarkannya. Dering panggilan itu berakhir sendiri.

BACA JUGA:  3 Zodiak Jangan Salah Langkah, Fokus Saja Mencapai Tujuanmu

Mungkin dia sudah tidak sabar menunggu. Aku juga tidak berminat mengetahui orang yang menghubungiku.

“Makan, Pak Dimas,” Arya, office boy di kantorku, menyapaku.

BACA JUGA:  Ramalan Zodiak Hari ini: Cancer Ada Kesempatan, Aries Tanggung Jawab, Capricorn Jangan Emosi

Aku menggelengkan kepala. Perukut sudah kenyang. Arya makan dengan lahap di depanku.

Aku sangat senang ketika melihat dia makan. Dia seolah bisa menghilangkan berbagai masalah dengan makanan.

BACA JUGA:  3 Zodiak Harus Fokus, Tujuanmu Cari Rezeki Melimpah

“Bapak nggak pulang, Pak?” tanya Arya.

Mulutnya masih berkecap-kecap. Aku hanya menjawab pendek. Dia terus mengajakku mengobrol. Tanggapanku selalu datar.

“Saya kemarin habis beliin mama baju, Pak. Duit yang bapak kasih, saya belikan baju,” kata Arya.

“Bagus, dong,”

“Ya, kan, duitnya dari bapak,”

“Besok-besok belikan apartemen sama mobil,”

“Bapak pengin saya merampok bank mana?”

Aku tertawa. Lumayan buat hiburan. Aku menghentikan pekerjaanku sejenak. Aku melihat Arya makan.

Dia benar-benar sudah menghabiskan nasinya. Tidak ada sisa sedikit pun. Piringnya bersih. Arya ke pantry, lalu kembali sembari membawa teh hangat.

Dia memberikan teh itu kepadaku. Aku memegang gelasnya. Masih cukup panas. Kubiarkan teh hangat itu.

Aku membuka file foto di laptopku. Kubuka foto orang tuaku. Rasa rindu menghunjam dadaku. Aku merindukan mereka. Benar-benar rindu.

Aku tiba-tiba merasa sangat berdosa. Ada perasaan bersalah sangat besar yang masuk dadaku.

Aku bisa seperti ini karena mereka. Mereka selalu menjagaku hingga aku bisa mencapai titik ini.

Namun, aku merasa belum bisa membalasnya. Aku bahkan merasa tidak pantas disebut sebagai anak berbakti.

Seminggu kemudian aku sudah di kampungku di Cirebon. Aku berziarah ke makam orang tuaku. Perasaan sedih menghantuiku.

“Maafkan Dimas, Pak, Bu,” ujarku dalam hati. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co