Joni Suka Main Belakang, Aku Sampai Lemas

13 Maret 2021 17:05

GenPI.co - Ini kisahku dengan pria bernama Joni. Saat pertama kali aku bertemu dengannya, Joni adalah orang yang baik hati, penyayang, dan sabar.

Namun, itu dahulu. Sekarang semuanya sudah berubah. Semuanya bak bumi dan langit.

BACA JUGA: Pelayanan Janda Tiada Dua, Keringatku Mengucur hingga Babak Akhir

Aku tidak habis pikir saja dengan kepercayaan yang sudah kubangun selama ini.

Selama dua tahun aku berpacaran, ternyata dia sudah berselingkuh. Padahal, aku sudah menganggapnya sebagai belahan jiwa.

Takdir berkata lain. Aku pikir diriku adalah orang pertama dan terakhir di dalam hidupnya.

Saat hari jadi kami yang kedua tahun, aku mulai menaruh kecurigaan kepadanya.

Bagaimana tidak. Waktu itu Joni meminta izin untuk menenangkan diri ke Puncak, Bogor. Dia sendirian.

"Yang, aku ada masalah. Nanti aku telepon kamu. Pukul 18.00 aku pulang, saat ini lagi di Puncak," kata Joni saat menghubungiku melalui WhatsApp.

"Sayang, kamu nggak kenapa-kenapa? Aku khawatir. Cepat pulih, ya. Aku sayang kamu," jawabku.

Aku yang sedang berada di rumah hanya bisa harap-harap cemas. Aku berpikir dia sedang sendirian dan ada masalah.

Hal itu sering terjadi. Terkadang dia memintaku tidak ikut berkumpul dengan temannya.

Dia juga terkadang menyuruhku melakukan sesuatu yang biasanya tidak pernah kulakukan.

Genap dua tahun hubungan kami, tiba-tiba Joni menyudahi semuanya dengan alasan klasik.

"Aku takut menyakiti kamu. Kamu terlalu baik," kata dia.

Aku tentunya tidak terima dengan keputusan sepihak itu. Aku sangat marah, tetapi dia mengabaikanku.

Aku justru melihat dia sedang asyik bersama teman-temannya. Pada akhirnya, aku mengiyakan keinginan Joni.

Setelah dua bulan kami berpisah tanpa kabar, temanku mengirimku sebuah foto.

Dalam foto itu Joni tampak berpose bersama seorang wanita. Aku tidak tahu siapa wanita itu.

Aku sangat terkejut saat melihat caption di Instagram-nya. Hatiku remuk redam. Badanku lemas. Aku seperti tidak memiliki tenaga.

"Dear, love. Dua bulan bersama. Indah banget rasanya bersama kamu. Terima kasih, sayang, dari 17 Desember 2017," begitu bunyi caption di Instagram-nya.

Hatiku hancur berkeping-keping. Aku tidak percaya semua ini dan ingin mengakhiri hidup.

Sejenak aku berpikir indahnya kebersamaan kami dulu, apalagi Joni adalah orang yang menyayangi dan memanjakanku.

Aku sudah terbiasa dengan sikap dia. Itulah yang membuatku hancur berkeping-keping.

Hubungan mereka ternyata sudah berlangsung selama dua bulan sebelum kami putus.

Sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ini tahun ketiga aku putus dengan Joni.

Tiga tahun aku berpisah dengan Joni, diriku belum bisa melupakannya. Padahal aku sudah bersama dengan kekasihku yang jauh lebih baik darinya.

Joni dan kekasihnya akan melangsungkan pernikahan. Aku rasanya hancur kedua kali. Beruntungnya saat ini sudah ada kekasihku.

Di satu sisi aku sangat merasa bersalah kepadanya karena belakangan ini emosiku tidak stabil karena perempuan itu.

BACA JUGASelamat Jalan, Aldebaran! Terima Kasih Untuk Semuanya

Aku selalu marah-marah bahkan tidak ada tujuan atas kemarahanku ini.

Saat ini aku tidak bisa berbuat apa-apa selain memendam rasa sedih ini sendirian. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co