Nikmatnya Jadi Simpanan Om Pejabat, Hidupku Tak Pernah Kurang

18 Maret 2021 20:45

GenPI.co - Menjadi selingkuhan pejabat membuatku jadi tertantang. Sebab, jika tidak hati-hati semua karierku menjadi hancur. Namun, serunya menjadi simpanan pejabat adalah gaya hidup aku jadi meningkat. 

“Hati-hati, kalau om lu keciduk KPK, kelar hidup, lo,” seloroh Adi sahabatku. 

“Hahah..” jawabku sambil tertawa. 

Entah kenapa, aku merasa hidupku makin seru dengan beragam tantangan. Hampir beberapa kali aku kepergok dengan istri sahnya. Namun, beberapa kali juga aku bisa selamat dari rintangan tersebut. 

BACA JUGAPesona Duda Satu Anak itu Bikin Aku Terkulai Lemas

Akan tetapi, aku sering menemaninya tiap bertugas ke luar kota atau luar negeri. Semua itu aku lakukan semata-mata untuk uang dan hidup mewah. 

Kendati demikian, aku masih mengelola usaha milik keluarga, walaupun usaha tersebut hanyalah sebuah kedok belaka. 

Apartemen dan mobil mewah yang aku miliki bukan berasal dari usaha yang aku miliki, melainkan berasal dari si om yang aku miliki. 

Selama hampir lima tahun aku menjadi simpanan pejabat. Tak hanya satu, aku sudah beberapa kali berganti pasangan. 

Namun, pada tahun ke lima ini aku mendapat tamparan yang sangat keras. Hingga aku merasa apakah aku harus kembali ke jalan lurus dan menyudahi hubungan ini. 

Si Om yang menjadi pasanganku terlibat kasus korupsi. Semua asetnya di sita oleh pihak berwajib. Sementara itu, aparat keamanan tengah mencariku untuk melakukan pemeriksaan. Sebab, ada beberapa kali aku mendaptkan uang transferan. 

Saat mendengar hal tersebut aku sangat ketakutan. Aku bingung menghadapi realita yang terjadi, bahkan tidak bisa berpikir untuk mengatasi masalah ini. 

Beberapa kali aku ingin menyudahi hidupku. Namun, para sahabatku selalu menguatkan hingga akhirnya aku pun mengurungkan niat. 

Hampir sebulan aku pergi bersembunyi ke Singapura. Berharap, tidak terjadi apa-apa. Namun, saat aku kembali ke Indonesia, aku didatangi sejumlah petugas dan menyita semua harta yang aku punya dengan alasan penyidikan. Mau tak mau aku pun harus merelakannya.  

Untung para sahabatku tidak meninggalkan aku di saat susah seperti ini. Meskipun terkadang mulut Adi sering tajam, tetapi dia sangat sayang kepadaku. Dia pun dengan rela memberikan tumpangan di apartemennya. 

“Udah, kalau seperti ini, kamu mau apa? Ya, mau, nggak mau kamu harus rela dan kembali ke jalan yang benar,” Adi berusaha memberikan wejangan. 

BACA JUGAMas Ayus, Teganya Kamu Melukai Perasaan Aku...

Aku hanya terdiam meratapi nasib yang entah kapan bisa kembali lagi. Hidupku yang selalu bergelimang harta, kini aku harus bisa menerima dan rela kehilangan. 

Aku kembali menjalankan usahaku dan hidup layaknya orang-orang normal. Kembali berbaur dengan semua orang.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co