Istri Sahnya Mendadak Sidak Saat Aku Hampir Klimaks

24 Maret 2021 21:30

GenPI.co - Aku selalu menahan sakit hati, cemburu, dan terhina. Rasa itu bukan muncul sekali dua kali. 

Moment-momen seperti itu selalu datang seolah tanpa henti. Itulah aku saat melihat keluarga MA (nama samaran).

Menjadi seorang pelakor memang sudah keputusanku. Kekasihku bernama MA, dia merupakan suami orang lain.

BACA JUGANikmatnya Jadi Simpanan Om Pejabat, Hidupku Tak Pernah Kurang

Ya, memang aku salah. Namun, rasa ini cukup kuat membuatku ingin terus memilikinya meski sebenarnya itu sia-sia.

Kami sering pergi berdua di jam kantor. Maklum, aku adalah sekretarisnya dan MA bosku.

Hampir dua tahun lamanya kami memiliki hubungan. Bahkan, kami sering ke luar kota dengan alibi pekerjaan.

Istrinya mengenalku dengan baik, bahkan kedua anaknya yang masih berusia delapan dan lima tahun sudah menganggapku seperti kakak bagi mereka.

Keluarganya baik sekali, tidak tega aku tetapi rasa ini mengalahkan hasratku untuk memperjuangka MA. Suatu ketika, saat aku bersama MA di sebuah hotel di Jakarta rasanya hatiku bergejolak, entah apa yang sedang aku khwatirkan.

Bahkan, aku meminta untuk pulang karena perasaanku yang tidak tenang.

"Yank, pulang, yuk?," kataku kepada MA.

"Sabar, kamu mau aku peluk? Nanti, ya, di kamar," sahut MA.

Aku yang mulai tenang dengan bujuk rayunya pun mengiyakannya. Setelah selesai makan malam di satu restoran mewah itu, kami bergegas untuk menuju hotel yang sudah dipesan MA.

Tidak ada yang aneh selama kami di perjalanan, MA juga terus menciumku bahkan mengeluarkan kata-kata jenaka yang membuat bulu kudukku berdiri.

Sesekali MA berbisik nakal mengajakku untuk segera melepaskan semuanya. Setelah sampai di hotel, kami langsung bergegas ke kamar.

Pintu kamar pun di buka, aku hendak mandi terlabih dahulu sambil bersiap untuk memuaskannya. Aku yang hanya memakai handuk, menunggu MA sedang mandi.

Setelah itu, dia pun keluar dan mulai memelukku, sesekali bernapas di telingaku. Saat MA membuka handuk yang aku pakai, tiba-tiba suara ketukan pintu sangat keras di depan.

"Woy, kalian, keluar!," teriakkan suara perempuan sambil merintih nangis.

Aku dan dia bergegas memakai baju kami. Namun, belum semua pakaian kami pakai, pintu itu terbuka dan aku sangat terkejut karena itu adalah istri MA.

Dia memaki-maki aku, bahkan tidak segan menjambak kepalaku sambil berteriak "pelakor" kepadaku. Aku hanya bisa menjerit menangis dan malu.

Akhirnya, setelah polisi datang aku langsung memakai seluruh pakaianku dan bergegas ke kantor polisi. Di sana aku meminta maaf dan mengatakan khilaf kepada istrinya.

Di kantor polisi, aku mengaku baru saja memulai hubungan ini. Padahal, kami sudah melakukan hal seperti ini hampir setiap hari.

BACA JUGAAku Sikat Terong Dosenku di Kampus, Nikmatnya Bikin Ketagihan

Namun, aku tidak kapok. Saat ini aku tidak lagi bekerja sebagai sekretarisnya, aku mendirikan sebuah usaha roti pemberian modal dari MA.

Nyatanya, aku masih bisa terus bersama MA meski kami dipisahkan dari kantor. Pengalaman itu justru membuatku makin tertantang dan mencari tempat yang lebih jauh untuk kami berdua bersama.

Maafkan aku, mba. Aku puas dengan MA. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co