Perempuan Idamanku Direbut Ketum Partai

25 Maret 2021 16:45

GenPI.co - Senyum perempuan itu hadir lagi di mimpiku. Kali ini, aku bermimpi kami berdua sedang bercengkrama bersama di sebuah restoran kaki lima favoritku.

Rambut hitamnya tergulung rapi di atas kepalanya. Beberapa helai rambutnya terkadang turun akibat tiupan angin. Dia pun buru-buru menyelipkan rambutnya ke belakang telinga agar tak menutupi wajahnya.

BACA JUGA: Rizal Ramli Sindir Megawati, Menohok Banget

“Vin, abis ini kita ke mana?” tanya dia. 

“Ke rumahmu aja, gimana?” jawabku.

“Boleh, tapi jangan berisik, ya,” katanya.

Saat kami beranjak dari tempat makan itu, aku tiba-tiba terbangun. Aku langsung duduk di pinggir

Tak hanya di dunia mimpi, perempuan itu selalu sukses buatku berucucuran keringat di dunia nyata. Dia selalu buat pikiranku kacau dan hatiku penuh tanda tanya.

Sudah tiga bulan aku tidak tidur tanpa kehadiran suara indah tawa perempuan itu muncul di mimpiku.

Namun, bukan kesenangan yang aku dapatkan dari rasa cintaku padanya. Aku justru frustasi, karena tahu aku tak pernah bisa memilikinya.

Aku dan perempuan itu berkenalan di tempat magang. Kami berasal dari universitas yang sama, tapi berbeda fakultas.

Aku langsung jatuh hati padanya di kali pertama kami bertemu. Matanya yang teduh dan kepribadiannya yang riang membuatku selalu merindukan kehadirannya di kantor.

Kami langsung dekat dari awal magang dimulai. Aku suka menjemputnya dari stasiun dekat kantor tiap pagi dan mengantarnya ke stasiun yang sama saat pulang dari kantor.

BACA JUGA: Siap-siap, Nyanyian Nazaruddin Bisa Meledak di Hambalang

Responsnya yang baik memantapkan hatiku untuk menjadikannya pasanganku. Rencananya, aku ingin menembaknya dalam waktu dekat.

Suatu hari, dia terlihat gelisah di kantor. Dia tak seperti biasanya. Tak ada tawa renyahnya dan matanya terlihat kosong.

Aku pun bertanya-tanya ada masalah apa dia sampai kehilangan cahaya di matanya. Saat makan siang, dia pun menghampiri mejaku dan mengajakku ke kantin.

“Vin, nanti sore gue boleh minta dianter sampai rumah, nggak?” ujarnya.

“Boleh, lah. Ada apa emang?” tanyaku.

“Nanti gue ceritain di sepanjang jalan,” jawabnya.

“Oke. Emang rumah lo dimana?” kataku. Cipete, jawabnya.

Di sepanjang jalan, dia pun bercerita perihal masalah di rumahnya. Ternyata, papanya seorang petinggi partai politik dan katanya ingin mengembalikan kedaulatan partainya.

“Mau kudeta ketum gitu maksudnya?” kataku.

BACA JUGA: Peringatan dari Kapolda Metro, Pendukung Rizieq Bakal Disikat

“Bukan, Vin. Aku mau dinikahkan dan jadi istri kedua ketum partai Papaku. Biar keluargaku bisa masuk ke marga keluarganya dan aku bisa ikut mengelola partai,” jawab dia.

Politik dinasti kurang ajar, umpatku dalam hati.
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co