GenPI.co - Hari ini aku memutuskan untuk bermain ke rumah Laura, kekasihku. Aku datang bukan karena kemauanku sendiri, tapi karena dia tidak pernah berani sendirian di rumah.
Sehingga aku memutuskan untuk menemani dirinya sampai kedua orang tuanya pulang kerja.
Sepulang sekolah aku langsung pergi ke rumah Laura. Dia berkata tidak perlu pulang ke rumah terlebih dahulu, sebab dia sudah membuatkan mie goreng kesukaanku.
BACA JUGA: Gairah Bos Tampan Bikin Aku Selalu Ingin Lembur, Aduhai Nikmatnya
Sesampainya aku di rumahnya, dia sudah menyambut aku dengan kaus polos berwarna hitam lengkap dengan rok mininya. Pakaian tersebut selalu membuat aku semakin gemas padanya.
Kami menikmati mi goreng bersama sambil menonton serial drama kesukaan Laura.
Satu setengah mi di mangkuk sudah habis, tapi rasanya rasa lapar masih melanda, mungkin hal ini karena ujian Kimia di sekolah sangat sulit.
"Sayang, kamu masih laper,ya?," tanya Laura sambil melirik kearahku.
"Wah! telepati kamu jago banget! kok tau sayang," jawabku sambil mengelus lembut kepalanya.
"Yaelah tadi suara perut kamu kedengeran!," ucap Laura ketus
"Hahaha, jangan terlalu jujur dong sayang," balasku sambil mencubit pipinya yang chubby.
"Mau yang ena-ena nggak sayang?," tanya Laura, sambil tersenyum
"Uhh, apa tuh yang ena-ena," ucapku dengan nada sedikit menggoda.
Setelah menggoda aku dengan pertanyaan tersebut, kekasihku menarik tanganku menuju halaman belakang rumahnya. Disana dia meminta aku untuk mengambil buah mangga dari atas pohon yang sudah matang.
Sayangnya, aku tidak bisa memanjat pohon tersebut, namun mengakalinya dengan naik di atas kursi.
Saat menaiki kursi tersebut, aku langsung memegang mangga yang paling besar, sedikit memencetnya memastikan sudah matang, kemudian menariknya dengan kuat agar tercabut.
Saat aku menarik kuat mangga tersebut, kekasihku berteriak sedikit dengan desahan.
"AAAAHH, AWWWW!," teriak Laura.
BACA JUGA: Janda Nungging dan Aku Telentang, Nikmatnya Duniawi
Saat aku melihat dirinya yang sedang memegangi kursi yang aku naiki, rupanya tanpa sengaja aku menginjak kuat tangannya sehingga teriakan tersebut terjadi.
Setelah mangga terputus dari batangnya, aku segera turun melihat keadaan tangan kekasihku, dan berusaha membujuknya agar tidak marah.
Untungnya dia tidak marah. Kami pun ke dapur mengupas dan menikmati mangga yang sudah kupetik berdua.
Tak lama kemudian, kekasihku mengajak untuk rebahan di sofa, dan kita menikmati sisa malam itu dengan mangga manis.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News