Aku Pasrah jadi Tahanan Hati Sang Dokter Idaman

GenPI.co - Namaku Carla. Aku seorang reporter di salah satu media swasta Jakarta. 

Dengan memiliki jam kerja yang cukup berantakan, membuat aku terkadang hanya sibuk urusi kehidupanku sendiri. 

BACA JUGA: Ceritamu Ngalor Ngidul Tak Karuan, Aku Tidak Sebodoh Mantanmu

Namun, hal tersebut tentunya tidak membuatku lupa selalu berkabar dengan kekasihku, Lucky.

Kekasihku bekerja sebagai seorang dokter umum, sampai saat ini dia masih belum menemukan rumah sakit yang tepat untuk bekerja tetap.

Sehingga dia harus terus pergi keluar kota untuk mengurus banyak pasien daerah, yang membutuhkan dirinya. Orang yang tidak pernah dia kenal sebelumnya saja bisa diperhatikan, apalagi aku?

Hubungan jarak jauh yang kami jalani sudah memasuk tahun ke tiga, pastinya tidak berjalan selalu mulus.

BACA JUGA: Satu Jam Bersama Duda Keren, Tubuhku Lemas

Dalam setiap hubungan selalu saja ada bumbu yang memberikan rasa, sehingga akhirnya kami bisa bertahan hingga sejauh ini. 

Banyak orang bertanya mengapa aku bisa bertemu Lucky.

Pertemuan kami pada awalnya hanya sebatas reporter dan nara sumber sebagai kebutuhan berita. 

Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya kami berkomunikasi untuk update berita seputar kesehatan terkini. Saat itulah aku merasa menjadi “tahanan hati” sang dokter idaman.

Sebagai seorang wanita tentu aku tidak jarang merasa cemburu bila Lucky didekati oleh wanita lain. 

Bukan karena kalah saing dengan paras yang cantik, body yang oke, atau pun pekerjaan lebih berkelas. Namun, terkadang yang membuat aku khawatir bahwa ia dapat dibuat nyaman saat lebih dekat dengan yang lain.

Rasa khawatirku itu, tidak disimpan sendirian. Tidak jarang aku mengungkapkan apa yang aku rasakan pada Lucky. 

Dengan caranya yang tenang dan lembut, membuat aku mengerti mengapa aku harus jatuhkan rasa percayaku pada sosok pria berusia 28 tahun tersebut.

Saat sedang bersama-sama berada di Jakarta, Lucky cukup khawatir dengan kondisi kesehatanku. 

Lucky memutuskan datang ke rumahku untuk menyuntikkan vitamin C, supaya daya tahan tubuhku kembali fit.

"Awwww.. awww," ucapku ketakutan

"Enggak apa-apa tahan sebenar, ya, yang penting kamu bisa fit lagi," ucap Lucky sambil mengelus kepalaku.

Walau Lucky terkenal memiliki sifat yang cuek di depan teman-temannya, dia sebenarnya adalah sosok paling perhatian yang pernah aku kenal. (*)