Bertahun-Tahun Aku Habiskan Waktu Tidur Bersama Janda Idamanku

GenPI.co - Namaku Revan, tahun ini usiaku sudah memasuki 35 tahun. Memasuki usia tersebut seharusnya sudah cukup matang untuk menikah.

Memiliki seorang istri tentu menjadi harapan keluarga juga diriku sendiri. Namun, bukan aku tidak pernah mencoba. 

BACA JUGA: Tanteku Kuat Banget, Sehari Bisa Sampai 3 Kali

Sayangnya, pengalaman gagal menikah dua kali membuat aku sedikit trauma, sehingga meragunakan diri sendiri apakah masih bisa aku mendapatkan pasangan hidup?

Ada banyak penyesalan hidup yang aku rasakan, seharusnya aku tidak terlalu berlebihan bermain games sejak muda.

Aku bisa bersosialisasi dengan banyak orang, tapi hal tersebut yang selalu aku menangkan dalam hidup ini.

Setelah lulus kuliah, bahkan aku berpikir untuk tidak bekerja di perusahaan orang, tak juga menjadi pengusaha. 

Aku ingin membangun tim esport dan mencintai games selamanya. Namun, semua tidak berjalan sesuai dengan apa yang aku harapkan. 

Bukan mendapat uang, hanya terus menguras isi dompetku hingga tabungan tak bersisa.

BACA JUGA: Kisah Mualaf: Masuk Islam Bukan Hal yang Sulit

Karena keegoisanku, aku tidak mempedulikan dua orang wanita yang sempat mengisi hatiku.

Pada akhirnya keduanya tidak kuat menghadapi aku dan memutuskan untuk tak berumah tangga bersama. 

Aku sadar, seharusnya dengan penampilan fisik seadanya, bahkan tabunganku yang hanya bisa dipakai makan sederhana selama seminggu, tak bisa lagi aku hanya asyik memikirkan diri sendiri.

Di usiaku yang tidak lagi muda, aku masih tinggal bersama dengan Ibu, bahkan tidur bersamanya. 

Ibu adalah sosok wanita yang selalu mengabulkan apa yang menjadi kesenanganku. 

Dia tidak pernah menuntut hal yang bisa membuat aku tertekan. Namun,karena itu membuat hidupku sangat santai hingga saat ini.

Tidak jarang aku masih tidur bersama satu kasur dengan ibuku. Memeluknya adalah hal yang bisa membuat aku merasa tenang. 

Pasalnya, di rumah sederhanaku hanya aku dan ibu saja yang tinggal, sebab ayah telah meninggal 4 tahun yang lalu karena kecelakaan.

Kelak aku ingin memiliki seorang istri seperti ibuku, yang setia hingga akhir hidupnya.

"Aku berjanji akan tidur bersama Ibu hingga aku mendapatkan pasangan hidup seperti dirimu," ucapku, dalam hati sambil memeluk ibu. (*)