GenPI.co - Ramalan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ternyata tak meleset. Namun, ramalan yang terjadi itu adalah skenario terburuk ekonomi Indonesia dari penyebaran kasus covid-19.
Sebelumnya, Sri Mulyani memang telah menyiapkan skenario moderat hingga berat.
Ramalan Sri Mulyani itu terungkap dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI beberapa waktu lalu.
Diawali dengan PPKM Darurat atau berganti dengan PPKM Level 4 skenario moderat dan berat berjalan sampai dengan 4-6 minggu.
Berjalannya skenario tersebut, maka implikasi ke tingkat konsumsi masyarakat akan melambat.
Sementara pemulihan ekonomi akan tertahan, pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi melambat ke 4,0-5,4 persen dan kuartal IV 4,6-5,9 persen.
Melihat hal itu, pemerintah harus mengoptimalkan belanja agar ekonomi tidak kembali melemah seperti tahun sebelumnya.
Sri Mulyani mengakui skenario yang lebih berat tentu bisa saja terjadi. Hanya saja berdasarkan data terkini, skenario tersebut yang dimungkinkan terjadi.
"Jadi, (yang dibuat pemerintah) skenario moderat dan berat. Belum memasukkan skenario yang lebih berat," jelas Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Banggar DPR RI.
Melihat capaian perekonomian pada paruh pertama sebetulnya cukup gemilang.
Kuartal I memang masih kontraksi, namun seiring peningkatan mobilitas masyarakat, ekonomi kuartal II diperkirakan tumbuh sampai 7-8 persen.
Indeks kepercayaan konsumen meningkat hingga indeks produksi manufaktur bahkan mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.
"Kemudian kita melihat munculnya varian delta dari virus corona yang begitu dominan," ungkap Sri Mulyani.
Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat dengan tujuan mengurangi 50 persen mobilitas masyarakat sehingga penyebaran covid bisa diredam.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News